Minggu, 14 Desember 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PENURUNAN TITIK BEKU

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
PENURUNAN TITIK BEKU
Dosen Pengampu : Dr. Kartimi, M.Pd
Oleh :
Nama : SITI AZIZAH
Nim : 1413162042
Kelas : Biologi A
Kelompok : 6
Asisten Praktikum : Diana Yulianti,
                                   Rina Rahmawati

LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2013
PENURUNAN TITIK BEKU
A.    Tujuan
Untuk menentukan penurunan titik beku larutan belerang pada naftalen

B.     Dasar teori
Sifat-sifat koligatif larutan ialah sifat-sifat larutan yang hanya ditentukan oleh jumlah partikel dalam larutan dan tidak tergantung jenis partikelnya. Dalam bagian ini dibicarakan sifat koligatif larutan yang berisi zat terlarut yang sukar menguap atau non-volatif, diantaranya adalah penurunan tekanan uap pelarut, penurunan titik beku larutan, kenaikan titik didih larutan dan tekanan osmose larutan. Titik beku larutan ialah temperatur pada saat larutan setimbang dengan pelarut padatnya. Larutan akan membeku pada temperatur lebih rendah dari pelarutnya.
Air murni membeku pada temperatur 00C dan tekanan 1 atm. Temperatur itu dinamakan titik beku normal air. Dengan adanya zat terlarut, ternyata pada temperatur 00C air belum membeku. Pada temperatur itu tekanan uap jenuh larutan lebih kecil dari 1 atm. Agar larutan membeku temperatur larutan harus diturunkan sampai tekanan uap jenuh larutan mencapai 1 atm. Penurunan titik beku yang disebabkan oleh 1 mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut dinamakan penurunan titik beku molal (kb).
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak antarpartikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarutakan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi, titik beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku. 
Jika suatu zat non volatile (sukar menguap) dilarutkan kedalam plarut tertentu, maka pelarut tersebutakan membeku pada suhu yang lebih rendah. Besarnya penurunan titik beku tergantung pada zat terlarut. Menurut Raoult, penurunan titik beku larutan berbanding lurus dengan konsentrasi larutan.
   Tb           =
                  =
Dengan :   Tb    =  Penurunan titik beku larutan
               n       = jumlah mol larutan
               p       =  berat pelarut dalam satuan gram
              Kb     = tetapan penurunan titik beku molal pelarut 

C.     Alat dan bahan
1.      Alat
a.       Tiang statif
b.      Penjepit dan klem
c.       Kaki tiga
d.      Kasa penyangga
e.       Gelas kimia
f.       Termometer
g.      Pemanas spirtus
2.      Bahan
a.       Naftalen
b.      Belerang
c.       Air

D.    Prosedur kerja
1.      Gelas kimia diisi air 80 mL, tabung reaksi diisi naftalen sebanyak 1 gram.
2.      Tabung reaksi dimasukkan ke dalam gelas kimia lalu dipanaskan hingga suhu 85­0 C. Agar lebih mudah, tabung reaksi dijepitkan dengan menggunakan tiang statif, klem dan penjepit.
3.      Setelah naftalen cair, api dimatikan dan suhu naftalen ketika cair dihitung.
4.      Diitung penurunan suhu setiap satu menit hingga naftalen beku kembali kira-kira 750 C
5.      Diulangi lagi dengan ditambahkan 0,13 gram belerang

E.     Hasil pengamatan
1.      Penurunan titik beku naftalen
Waktu
1’
2’
3’
4’
4,45 menit (membeku)
suhu
870
840
790
770
750
2.      Belerang dalam naftalen
Waktu
1’
2’
3’
4’
4,29 menit
suhu
860
820
790
770
750
Perhitungan
Dik.           Tb naftalen = 750C
                  m naftalen = 1 gram
                  m belerang = 0,128 gram
                  Mr belerang = 32
                  Kb = 6,920C
Dit.    Tb    =
                  =
                  =
                  =
                  = 27,68
   Tb           = Tb pelarut – Tb larutan
Tb larutan  = 75 – 27,68
                  = 47,320C

Grafik











F.      Pembahasan

G.    Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Titik beku larutan ialah temperatur pada saat larutan setimbang dengan pelarut padatnya. Larutan akan membeku pada temperatur lebih rendah dari pelarutnya.
2.      Apabila suatu cairan dicampur dengan cairan yang sukar menguap maka cairan tersebut akam mengalami penurunan titik beku.
3.      Naftalen yang telah mencair, membeku kembali pada suhu 750C dengan waktu 4,45 menit. Sedangkan belerang dalam naftalen dengan waktu 4,29 menit.




















DAFTAR PUSTAKA

Kuswati, Tine Maria, dkk. 2000. Kimia. Jakarta : PT Bumi Aksara
Sudarmo, Unggul. 2006. Kimia. Jakarta: PT Phibeta Aneka Gama
Sukardjo. 2004. Kimia fisika. Jakarta: PT Rineka cipta
S, Syukri . 1999 . KIMIA DASAR 2 . Bandung: ITB press

























LAMPIRAN

Cirebon Barat-20131209-01546.jpgCirebon Barat-20131209-01547.jpgCirebon Barat-20131209-01549.jpgCirebon Barat-20131209-01550.jpgCirebon Barat-20131209-01551.jpgCirebon Barat-20131209-01557.jpg
Alat dan bahan praktikum diantaranya statif, penjepit, klem, tabung reaksi, kaca arloji, naftalen, korek dan gelas kimia.
Cirebon Barat-20131209-01555.jpgCirebon Barat-20131209-01561.jpg
     Ketika naftalen dipanaskan           ketika naftalen telah mencair
Cirebon Barat-20131209-01562.jpgCirebon Barat-20131209-01563.jpg
Suhu yang diukur ketika mencair, belerang dan naftalen yang membeku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar