Minggu, 07 Desember 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I LAJU REAKSI

  LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
LAJU REAKSI
Dosen Pengampu : Dr. Kartimi, M.Pd
Oleh :
Nama : SITI AZIZAH
Nim : 1413162042
Kelas : Biologi A
Kelompok : 6
Asisten Praktikum : Diana Yulianti,
                                   Rina Rahmawati

LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2013
LAJU REAKSI
A.    Tujuan
1.      Menghitung pengaruh konsentrasi zat-zat perekat terhadap laju reaksi
2.      Menghitung orde reaksi dan tetapan laju pada reaksi ion persulfat dan ion iodida

B.     Dasar Teori
Reaksi kimia berlangsung dengan laju yang berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat, misalnya ledakan dinamit. Ada juga yang berlangsung sangat lambat, misalnya perkaratan atau fosilisasi sisa organisme. Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Oleh karena itu, laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk. Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses berlangsung. Laju reaksi menunjukkan besarnya perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi dalam satu satuan waktu.
Laju reaksi didefinisikan  sebagai laju pengurangan konsentrasi molar salah satu pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar salah satu produk dalam satu satuan waktu. Laju reaksi dapat ditentukan melalui percobaan yaitu mengukur konsentrasi salah satu pereaksi atau salah satu produk selang waktu tertentu selama reaksi berlangsung.  Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi:
1.      Luas permukaan
Suatu reaksi mungkin melibatkan pereaksi dalam bentuk padat. Dalam hal ini, ukuran kepingan disebut variabel bebas (variabel manipulasi), perubahan laju reaksi (waktu reaksi) disebut variabel terikat (variabel respons), dan semua faktor lain yang dibuat tetap disebut variabel kontrol. Kepingan yang lebih halus bereaksi lebih cepat sedangkan kepingan yang lebih kasar bereaksi lebih lambat. Semakin luas bidang sentuh, semakin cepat reaksi berlangsung karena semakin halus kepingan zat padat, semakin luas permukaannya. Pengaruh luas permukaan ini diterapkan dalam industri, yaitu dengan menghaluskan terlebih dahulu bahan yang berupa padatan sbelum direaksikan.
2.         Konsentrasi pereaksi
Pada umumnya reaksi berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Hubungan kuantitatif antara konsentrasi dan laju reaksi dinyatakan oleh rumus laju reaksi atau hukum laju reaksi. 
3.         Tekanan
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari reaksi seperti itu juga dipengaruhi tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi. Industri yang melibatkan pereaksi berupa gas, banyak yang dilangsungkan pada tekanan tinggi, misalnya pembuatan amonia yang menggunakan tekanan hingga 400 atm.
4.         Suhu
Laju reaksi dapat juga dipercepat atau diperlambat dengan mengubah suhunya. Dari pengalaman sehari-hari, kita ketahui bahwa reaksi akan berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi.
5.         Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat itu sendiri tidak mengalami perubahan yang kekal (tidak dikonsumsi atau dihabiskan). Contohnya adalah reaksi larutan besi (III) klorida terhadap peruraian larutan hidrogen peroksida. Katalis dibedakan atas katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis homogen adalah katalis yang sefase dengan zat yang dikatalisis. Contohnya adalah reaksi larutan besi (III) klorida terhadap peruraian larutan hidrogen peroksida. Katalis heterogen adalah katalis yang tidak sefase dengan zat yang dikatalisis. Umumnya, katalis heterogen berupa zat padat dan reaksi berlangsung pada permukaan katalis padat tersebut. Contohnya adalah serbuk MnO2 pada peruraian kalium klorat.

C.     Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Gelas ukur
b.      Gelas kimia
c.       Pipet tetes
d.      Termometer
e.       Stopwatch
f.       Pengaduk
g.      Spatula
h.      Neraca digital
2.      Bahan
a.       Larutan HCl
b.      Larutan Mg
c.       Aquades
d.      Gula halus
e.       Gula pasir
f.       Gula batu
g.      Larutan H2O2
h.      Larutan NaCl
i.        Larutan FeCl3

D.    Prosedur Kerja
1.      Pengaruh konsentrasi
a.       Larutan HCl dimasukkan pada 3 tabung reaksi dengan konsentrasi masing-masing 0,3 M, 0,2 M, 0,1 M
b.      Magnesium dimasukkan pada ketiga tabung reaksi secara bersamaan, diamati dan dicatat perubahannya
2.      Pengaruh luas permukaan
a.       Air dimasukkan ke dalam 3 gelas kimia masing-masing sebanyak 50 mL
b.      Gula halus dimasukkan ke dalam gelas kimia satu sebanyak 2 gram, gula pasir dimasukkan ke dalam gelas kimia dua sebanyak 2 gram, gula batu dimasukkan ke dalam gelas kimia sebanyak 2 gram
c.       Ketiga gelas kimia diaduk secara bersamaan dan dicatat waktu yang diperlukan untuk melarutkan gula
3.      Pengaruh temperatur
a.       Air dingin sebanyak 50 mL dimasukkan ke dalam gelas kimia
b.      Air panas (55o C) dimasukkan ke dalam gelas kimia sebanyak 50 mL
c.       2 gram gula batu dimasukkan ke dalam masing-masing gelas kimia
d.      Keduanya diaduk bersamaan dan dicatat waktu yang diperlukan untuk melarutkan gula
4.      Pengaruh katalis
a.       3 gelas kimia diisi larutan H2O2 masing-masing 10 mL
b.      Gelas kimia satu tidak ditambahkan apapun
c.       Gelas kimia dua ditambahkan 10 mL NaCl
d.      Gelas kimia tiga ditambahkan 10 mL FeCl3
e.       Diamati perubahan yang terjadi

E.     Hasil Pengamatan
1.      Pengaruh konsentrasi

Waktu reaksi
HCl 0,1 M + Mg
18,02 s
HCl 0,2 M + Mg
5,07 s
HCl 0,3 M + Mg
1,07 s
2.      Pengaruh luas permukaan

Waktu larut
Gula halus
1,01 s
Gula pasir
1,28 s
Gula batu
5,45 s
3.      Pengaruh temperatur

Waktu larut
Air panas + gula batu
1,59 s
Air dingin + gula batu
6,03 s
4.      Pengaruh katalis

Keterangan
H2O2
Tidak terjadi reaksi
H2O2 + NaCl
Tidak bereaksi / tetap
H2O2 + FeCl3
Adanya gelembung yang berarti beraksi

F.      Pembahasan
Berdasarkan praktikum kali ini tentang “laju reaksi”, seperti yang telah dijelaskan dalam teori bahwa Laju reaksi didefinisikan  sebagai laju pengurangan konsentrasi molar salah satu pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar salah satu produk dalam satu satuan waktu. Dengan menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yaitu Gelas ukur, Gelas kimia, Pipet tetes, Termometer, Stopwatch, Pengaduk, Spatula, Neraca digital, Larutan HCl, Larutan Mg, Aquades, Gula halus, Gula pasir, gula batu, larutan H2O2,             Larutan NaCl,             Larutan FeCl3. Percobaan dilakukan 4 kali yaitu pengaruh konsentrasi, pengaruh luas permukaan, pengaruh temperatur dan pengaruh katalis. Percobaan pertama dilakukan dengan mencelupkan Mg pada HCl dengan konsentrasi berbeda yaitu 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M. Pada percobaan ini yang diamati adalah waktu bereaksi yang paling cepat pada HCl yang berkonsentrasi besar atau kecil. Yang paling cepat bereaksi artinya yang paling cepat memutihkan warna Mg yang berwarna hitam. Jika dilihat dari hasil pengamatan, maka HCl dengan konsentrasi 0,1 M selesai memutihkan Mg dengan waktu 18,02 menit. Kemudian HCl dengan konsentrasi 0,2 M selesai memutihkan Mg dengan waktu 5,07 menit. Dan HCl dengan konsentrasi 0,3 M selesai memutihkan Mg dengan waktu 1,07 menit. Dari hasil percobaan ini dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi maka semakin cepat reaksi yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dijelaskan pada dasar teori bahwa reaksi berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. (michael, 1998: 35)
Percobaan kedua yaitu pengaruh luas permukaan. Dilakukan dengan cara melarutkan gula yang luas permukaannya berbeda. Gula halus memiliki luas permukaan yang lebih banyak atau besar. Gula pasir memiliki luas permukaan yang banyak tapi tidak sebanyak gula halus. Gula batu memiliki luas permukaan yang sedikit. Jika dilihat dari hasil pengamatan, maka gula halus larut dengan waktu 1,01 menit. Kemudian gula pasir larut dengan waktu 1,28 menit. Dan gula pasir larut dengan waktu 5,45 menit. Dari hasil percobaan ini dapat diketahui bahwa semakin besar luas permukaan maka semakin cepat reaksi yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dijelaskan pada dasar teori bahwa kepingan yang lebih halus bereaksi lebih cepat sedangkan kepingan yang lebih kasar bereaksi lebih lambat. Semakin luas bidang sentuh, semakin cepat reaksi berlangsung karena semakin halus kepingan zat padat, semakin luas permukaannya. 
Percobaan ketiga yaitu pengaruh temperatur. Dilakukan dengan cara melarutkan gula batu yang luas permukaannya sama tetapi suhu dari pelarut (air) berbeda. Dengan menggunakan dua air, yang pertama bersuhu 55o  dan yang kedua bersuhu 25o. Jika dilihat dari hasil pengamatan, maka gula batu dengan air yang bersuhu 55o larut dengan waktu 1,59 menit. Dan gula batu dengan air bersuhu 25o larut dengan waktu 6,03 menit. Dari hasil percobaan ini dapat diketahui bahwa semakin besar suhu maka semakin cepat reaksi yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dijelaskan pada dasar teori bahwa reaksi akan berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi. 
Percobaan keempat yaitu pengaruh katalis. Dilakukan dengan 3 percobaan yaitu larutan H2O2 tanpa ditambahkan apapun, larutan H2O2 dengan larutan NaCl, dan larutan H2O2 dengan larutan FeCl3. Jika dilihat dari hasil pengamatan, maka larutan H2O2 yang tanpa tambahan apapun tidak bereaksi sama sekali karena di dalamnya tidak terdapat katalis. Kemudian larutan H2O2 yang ditambahkan NaCl juga tidak bereaksi atau tetap. Ini berarti NaCl bisa jadi tidak menjadi katalis untuk larutan H2O2. Dan larutan H2O2 yang ditambahkan FeCl3 terjadi reaksi yaitu adanya gelembung gas pada larutan itu dan perubahan warna menjadi coklat. Hal ini berarti FeCl3 dapat menjadi katalis yang mempercepat laju reaksi. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dijelaskan pada dasar teori bahwa katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat itu sendiri tidak mengalami perubahan yang kekal.
FeCl3 dapat menjadi katalis karena Anhidrat dari besi(III) klorida adalah asam Lewis yang cukup kuat, dan digunakan sebagai katalis dalam sintesis organik. Besi(III) klorida, atau feri klorida, adalah suatu senyawa kimia yang merupakan komoditas skala industri, dengan rumus kimia FeCl3. Senyawa ini umum digunakan dalam pengolahan limbah, produksi air minum maupun sebagai katalis, baik di industri maupun di laboratorium. Warna dari kristal besi(III) klorida tergantung pada sudut pandangnya: dari cahaya pantulan ia berwarna hijau tua, tapi dari cahaya pancaran ia berwarna ungu-merah. Besi(III) klorida bersifat deliquescent, berbuih di udara lembap, karena munculnya HCl, yang terhidrasi membentuk kabut. (anonim. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Besi%28III%29_klorida)

G.    Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa :
1.       Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Oleh karena itu, Laju reaksi didefinisikan  sebagai laju pengurangan konsentrasi molar salah satu pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar salah satu produk dalam satu satuan waktu.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah konsentrasi pereaksi, luas permukaan, temperatur, tekanan, dan katalis.


























DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Besi(III) klorida - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. http://id.wikipedia.org/wiki/Besi%28III%29_klorida, diakses pada 7 Desember 2013 pukul 16.00 WIB
Purba, Michael. 2006. Kimia. Jakarta : Erlangga
Purba, Michael. 1998. Ilmu Kimia. Jakarta : Erlangga























LAMPIRAN

Cirebon Barat-20131202-01473.jpgCirebon Barat-20131202-01478.jpgCirebon Barat-20131202-01484.jpg
Gula halus, gula pasir dan gula batu.
Cirebon Barat-20131202-01479.jpgCirebon Barat-20131202-01487.jpg
Air pada gelas kimia. Pengadukan gula halus, gula pasir, dan gula batu.
Cirebon Barat-20131202-01493.jpg
Pengamatan pengaruh konsentrasi.
Cirebon Barat-20131202-01495.jpgCirebon Barat-20131202-01500.jpg
Air suhu 55o                Pengamatan pengaruh suhu.
Cirebon Barat-20131202-01503.jpg
NaCL, FeCl3, H2O2, PbNO3
Cirebon Barat-20131202-01504.jpg

Pengamatan pengaruh katalis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar