Kamis, 13 November 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
PEMBUATAN LARUTAN
Dosen Pengampu : Dr. Kartimi, M.Pd


Oleh :
Nama : SITI AZIZAH
Nim : 1413162042
Kelas : Biologi A
Kelompok : 6
Asisten Praktikum : Diana Yulianti,
                                   Rina Rahmawati

LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2013


Pembuatan Larutan
A.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui cara membuat larutan
2.      Dapat  mempraktekan cara pembuatan larutan
3.      Dapat menghitung konsentrasi larutan
B.     Dasar Teori
Suatu larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Dalam campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah.
Lazimnya salah satu komponen (penyusunnya) larutan semacam itu adalah suatu cairan sebelum campuran itu dibuat. Cairan ini disebut medium pelarut atau solvent. Komponen lain, yang dapat berbentuk cairan, gas, atau padat dibayangkan sebagai terlarut ke dalam komponen pertama. Zat yang terlarut disebut zat terlarut atau solute. Biasanya komponen yang jumlahnya terbanyak yang dianggap sebagai pelarut. Akan tetapi, jika menyangkut air dan larutannya berbentuk cair, maka air yang dianggap sebagai pelarut. (keenan, dkk, 1996 : 372)
Apabila  kita mencampurkan gula dengan air kemudian diaduk, ternyata gula larut, maka diperolehlah larutan gula. Dalam larutan itu kita  tidak dapat lagi membedakan partikel gula dari air walaupun menggunakan mikroskop ultra. Oleh karena itu, larutan didefinisikan sebagai campuran homogen dari dua jenis atau lebih zat seperti yang sudah dituliskan pada penjelasan pertama. (michael, 1998 : 93)


a.       Kemolaran
Kemolaran merupakan konsentrasi yang paling umum digunakan dalam laboratorium, karena memudahkan kita untuk mereaksikan sejumlah tertentu zat terlarut dengan jalan mengukur volume larutannya. Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Kemolaran (M) sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut dibagi dengan jumlah liter (V) larutan. 
M = n  mol L-1
       V
Maka,  n = M X V
Dengan,     n = jumlah mol zat terlarut
                  V = volume larutan
                  M = kemolaran.

b.      Pengenceran
Konsentrasi larutan dapat diperkecil dengan jalan menambahkan zat pelarut, dan sebaliknya. Pada pengenceran, volume, dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah mol zat terlarut tidak berubah. Oleh karena itu, pada pengenceran berlaku rumus :
      V1M1 = V2M2
Dengan,     V1 = volume larutan mula-mula
                  M1 = kemolaran mula-mula
                  V2 = volume larutan setelah pengenceran
                  M2 = kemolaran larutan setelah pengenceran
(michael, 1998 : 97-99)

C.     Alat dan Bahan
1.      Alat :
a.       Gelas kimia (uk.100mL)
b.      Labu volumetrik
c.       Pipet tetes
d.      Gelas ukur
e.       Corong kaca
f.       Kaca arloji
g.      Neraca digital
h.      Pengaduk
2.      Bahan :
a.       Aquades
b.      NaCl
c.       Urea ( CO(NH2)2 )
d.      Glukosa (C11H22O11)
D.    Prosedur Kerja
Percobaan A : Pembuatan Larutan
1.      Dihitung massa bahan-bahan ( NaCl, Urea, Glukosa )
2.      Ditimbang menggunakan neraca digital
3.      Bahan dumasukkan ke dalam gelas kimia
4.      Ditambah aquades sampai volume menjadi 500 mL
5.      Diaduk menggunakan pengaduk
6.      Larutan dimasukkan ke dalam labu volumetrik
7.      Ditambah aquades sampai volume menjadi 100 mL
8.      Larutan disimpan di gelas kimia yang lain
Percobaan B : Pengenceran
1.      Diambil 10 mL larutan pada percobaan A, dimasukkan ke dalam labu volumetrik
2.      Ditambah aquades sampai volume larutan menjadi 100 mL
3.      Dihitung konsentrasinya
Percobaan C : Campuran larutan dan pengenceran
1.      Diambil 10 mL dari hasil percobaan A
2.      Ditambahkan larutan dari hasil percobaan B sampai volume menjadi 100 mL
3.      Dihitung molaritasnya
E.     Hasil Pengamatan dan Perhitungan
Perhitungan
Percobaan A : membuat larutan dari NaCl, CO(NH2)2, dan C11H22O11.
• kemolaran larutan NaCl
   Dik : V = 100 mL = 0,1 L
            M = 0,1 M
            Mr NaCl = 58,5
   Dit : massa = ?
   Jawab : n = M X V
                   = 0,1 X 0,1
                   = 0,01 mol

               Mol   = massa
                             Mr
Maka, massa   = mol X Mr
                        = 0,01 X 58,5
                        = 0,58 gram

• kemolaran larutan CO(NH2)2
      Dik : V = 100 mL = 0,1 L
            M   = 0,1 M
            Mr CO(NH2)2  = 60
     Dit : massa = ?
     Jawab : n    = M X V
                         = 0,1 X 0,1
                          = 0,01 mol


               Mol   = massa
                             Mr
Maka, massa   = mol X Mr
                        = 0,01 X 60
                        = 0,60 gram
• kemolaran larutan C11H22O11
   Dik : V = 100 mL = 0,1 L
            M = 0,02 M
            Mr C11H22O11 = 330
   Dit : massa = ?
   Jawab : n = M X V
                   = 0,02 X 0,1
                   = 0,002 mol

               Mol   = massa
                             Mr
Maka, massa   = mol X Mr
                        = 0,002 X 330
                        = 0,66 gram

Percobaan B : Pengenceran larutan NaCl, CO(NH2)2, dan C11H22O11.
• konsentrasi larutan NaCl
  Dik : V1 = 10 mL = 0,01 L
            M1 = 0,1 M
            V2 = 100 mL = 0,1 L
  Dit : M2 = ?
  Jawab :          V1M1  = V2M2
                                0,01.0,1 = 0,1.M2
                                0,001 = 0,1 M2
                        M2 = 0,01 M

• konsentrasi larutan CO(NH2)2
  Dik : V1 = 10 mL = 0,01 L
            M1 = 0,1 M
            V2 = 100 mL = 0,1 L
  Dit : M2 = ?
  Jawab :          V1M1  = V2M2
                                0,01.0,1 = 0,1.M2
                                0,001 = 0,1 M2
                        M2 = 0,01 M

• konsentrasi larutan C11H22O11
  Dik : V1 = 10 mL = 0,01 L
            M1 = 0,02 M
            V2 = 100 mL = 0,1 L
   Dit : M2 = ?
   Jawab :         V1M1  = V2M2
                                0,01.0,02 = 0,1.M2
                                0,0002 = 0,1 M2
                        M2 = 0,002 M
Percobaan C : campuran larutan dan pengenceran
• kemolaran campuran NaCl
   Dik : V1 = 10 mL = 0,01 L
            V2 = 100 mL = 0,1 L
            M1 = 0,1 M
            M2 = 0,01 M
   Dit : Mcamp = ?
   Jawab :         Mcamp    = M1V1 + M2V2
                                           V1+V2
                                    = ( 0,1 X 0,01 ) + ( 0,01 X 0,1 )
                                                            0,11
                                    = 0,0018 M
• kemolaran campuran CO(NH2)2
   Dik : V1 = 10 mL = 0,01 L
            V2 = 100 mL = 0,1 L
            M1 = 0,1 M
            M2 = 0,01 M
   Dit : Mcamp = ?
   Jawab :         Mcamp    = M1V1 + M2V2
                                           V1+V2
                                    = ( 0,1 X 0,01 ) + ( 0,01 X 0,1 )
                                                            0,11
                                    = 0,0018 M

• kemolaran larutan C11H22O11
   Dik : V1 = 10 mL = 0,01 L
            V2 = 100 mL = 0,1 L
            M1 = 0,02 M
            M2 = 0,002 M
   Dit : Mcamp = ?
   Jawab :         Mcamp    = M1V1 + M2V2
                                           V1+V2
                                    = ( 0,02 X 0,01 ) + ( 0,002 X 0,1 )
                                                            0,11
                                    = 0,0036 M

F.      Pembahasan
Mengacu pada hasil pengamatan dan perhitungan yang telah didapatkan, dapat dilihat kemolaran awal suatu zat untuk kemudian bisa mendapatkan massa zat dengan volume dan konsentrasi larutan yang diinginkan. Seperti yang dikatakan michael (1998),” Kemolaran (M) sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut dibagi dengan jumlah liter (V) larutan”, dimana mol (n) sama dengan jumlah massa zat terlarut (m) dibagi dengan Massa Atom relatif (Mr). Dari sini akan didapatkan massa zat terlarut yang diinginkan, sesuai dengan ketentuan yang ada. Mol (n) suatu zat itu berbeda-beda, ini disebabkan kemolaran (M) yang juga berbeda pada setiap zat, misalnya pada NaCl dan CO(NH2)2 memiliki kemolaran (M) yang sama, tetapi C11H22O11 memiliki kemolaran (M) yang dibuat berbeda dari dua zat yang lain. Massa (m) suatu zat tergantung pada mol (n) dan Mr suatu zat. Misalnya pada NaCl dan CO(NH2)2 memiliki mol (n) yang sama, akan tetapi Mr keduanya berbeda. Ini yang menyebabkan massa zat berbeda.
Pada pengenceran, yang berubah adalah konsentrasi akhir. Ini disebabkan karena penambahan zat pelarut atau air dengan volume yang lebih besar dari larutan sebelumnya atau aslinya. Terlihat pada hasil pengamatan dan perhitungan di percobaan B : pengenceran. Bila percobaan B dibandingkan dengan percobaan A maka terlihat konsentrasi (kemolaran) keduanya berbeda jauh. Misalnya pada NaCl di percobaan A memiliki konsentrasi (kemolaran) 0,1 M, sedangkan pada percobaan B 0,01 M. Konsentrasi (kemolaran) ini dihasilkan dari rumus : M1V1 = M2V2 , hal ini seperti yang dikatakan michael (1998),” Pada pengenceran, volume, dan kemolaran larutan berubah”.
Pada percobaan C, yang dihitung adalah kemolaran larutan campuran antara percobaan A dan B, dengan rumus :
Mcamp = M1V1 + M2V2      
                  V1+V2                           
            Hal ini seperti yang dipaparkan dalam sebuah situs internet (http://lansida.blogspot.com/2010/10/pengenceran-larutan.html), yang mengatakan bahwa,” Pada pencampuran dua larutan atau lebih yang konsentrasinya berbeda ( dengan zat-zat yang sejenis) maka berlaku rumus:


Mcamp = M1V1 + M2V2      
                  V1+V2                 , maka yang didapat adalah kemolaran campuran dari kedua percobaan sebelumnya.
G.    Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan bahwa :
1.    Larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Cara membuat larutan yaitu mencampurkan zat pelarut dan zat terlarutnya.
2.    Dalam membuat suatu larutan, yang harus diperhatikan adalah massa dan konsentrasi zat terlarut, volume zat pelarut (air).
3.    Untuk mendapatkan larutan NaCl dengan konsentrasi 0,1 M dengan volume larutan 100 mL dibutuhkan massa NaCl sebesar 0,58 gram. Dan untuk mendapatkan larutan CO(NH2)2 dengan konsentrasi 0,1 M dengan volume larutan 100 mL dibutuhkan massa CO(NH2)2 sebesar 0,60 gram. Serta untuk mendapatkan larutan C11H22O11 dengan konsentrasi 0,02 M dengan volume larutan 100 mL dibutuhkan massa C11H22O11 sebesar 0,66 gram.










DAFTAR PUSTAKA
Keenan, charles, dkk. 1996. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Purba, Michael. 1998. Ilmu Kimia. Jakarta : Erlangga.
Anonim. 2010. http://lansida.blogspot.com/2010/10/pengenceran-larutan.html, diakses pada 10 november 2013 pukul 11.36 WIB

























LAMPIRAN

Cirebon Barat-20131104-01091.jpgCirebon Barat-20131104-01103.jpgCirebon Barat-20131104-01104.jpg
Massa yang ditimbang, 0,60 gram adalah massa dari CO(NH2)2,
                                                   0,58 gram adalah massa dari NaCl,
                                      0,66 gram adalah massa dari C11H22O11.

Cirebon Barat-20131104-01092.jpg 
 ini adalah urea yang dimasukan pada gelas kimia
Cirebon Barat-20131104-01096.jpgCirebon Barat-20131104-01095.jpgCirebon Barat-20131104-01093.jpg
Ini adalah larutan NaCl pada percobaan A, B dan C
Cirebon Barat-20131104-01099.jpg ini adalah C11H22O11.
Cirebon Barat-20131104-01100.jpg ini adalah NaCl
Cirebon Barat-20131104-01098.jpg ini adalah CO(NH2)2
Cirebon Barat-20131104-01106.jpg 
ini adalah larutan CO(NH2)2 pada percobaan A, B, dan C
Cirebon Barat-20131104-01102.jpg 
ini adalah larutan C11H22O11  pada percobaan A, B, dan C
Cirebon Barat-20131104-01107.jpg ini adalah corong kaca

Cirebon Barat-20131104-01105.jpg ini adalah urea pada gelas arloji

2 komentar: