LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
MENGIDENTIFIKASI
PERUBAHAN KIMIA
Dosen
Pengampu : Dr. Kartimi, M.Pd
Oleh
:
Nama
: SITI AZIZAH
Nim
: 1413162042
Kelas
: Biologi A
Kelompok
: 6
Asisten
Praktikum : Diana Yulianti,
Rina Rahmawati
LABORATORIUM
BIOLOGI
JURUSAN
BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH
NURJATI CIREBON
2013
Mengidentifikasi
Perubahan Kimia
A. Tujuan
1. Mengidentifikasi
adanya karat akibat perubahan kimia
2. Mengidentifikasi
timbulnya gas akibat perubahan kimia
3. Mengidentifikasi
adanya endapan akibat perubahan kimia
4. Mengidentifikasi
adanya perubahan suhu akibat perubahan kimia
B. Dasar
Teori
Ciri
yang mampu membedakan suatu zat dengan zat lain adalah sifat dari masing-masing
zat yaitu sifat fisik dan sifat kimia. Sifat fisik merupakan sifat yang dapat
diamati tanpa adanya perubahan susunan zat yang bersangkutan. Sedangkan sifat
kimia menggambarkan bagaimana suatu zat berubah ketika bereaksi dengan suatu
zat lain dan biasanya diikuti dengan perubahan energi. Sifat kimia akan
teramati ketika suatu zat berubah susunannya.
Perubahan
kimia yang disertai pengeluaran energi disebut reaksi eksoterm. Energi yang
dikeluarkan dapat berupa energi panas, listrik, cahaya, dll. Sedangkan
perubahan kimia yang disertai penyerapan energi disebut reaksi endoterm. Pada
perubahan kimia dihasilkan satu atau lebih materi yang berbeda dari sebelumnya.
(Hadi, 1997 : 5-6)
Perubahan
kimia adalah perubahan pada zat yang menghasilkan zat baru. Terdapat beberapa
ciri-ciri perubahan kimia suatu zat, yaitu terbentuk zat baru, zat yang berubah
tidak dapat berubah kembali ke bentuk semula, diikuti oleh perubahan sifat
kimia melalui reaksi kimia. Selama terjadi perubahan kimia, massa zat sebelum
reaksi sama dengan massa zat setelah reaksi. (Teguh dan Eny, 2008 : 131)
Perubahan
kimia disebut reaksi. Reaksi kimia terjadi ketika zat-zat pereaksi dicampurkan
dalam satu wadah. Namun tidak setiap campuran disertai dengan reaksi kimia.
Kadang-kadang tidak mudah untuk mengetahui apakah suatu reaksi kimia terjadi
atau tidak. Meskipun demikian, pada umumnya reaksi kimia disertai dengan suatu
perubahan yang dapat diamati.
1. Perubahan warna
Banyak
zat kimia yang berwarna tetapi banyak juga yang tidak berwarna. Warna merupakan
sifat khas zat artinya tidak ada dua zat berbeda yang mempunyai warna yang
sama. Oleh karena itu, perubahan warna merupakan petunjuk telah terbentuk zat
baru. Memudarnya warna pakaian menunjukkan telah terjadi suatu reaksi kimia.
2. Perubahan suhu
Reaksi
kimia selalu disertai pelepasan dan penyerapan energi. Bentuk energi yang
menyertai reaksi kimia dapat berupa kalor (panas), cahaya, atau listrik. Namun
yang paling lazim adalah dalam bentuk kalor. Reaksi yang membebaskan kalor kita
sebut reaksi eksoterm, sedangkan yang menyerap kalor kita sebut reaksi
endoterm. Contoh reaksi eksoterm adalah
pembakaran.
3. Pembentukan endapan
Kelarutan
zat dalam air sangat beragam, ada yang mudah larut ada pula yang sukar larut.
Garam dan gula merupakan dua contoh zat yang mudah larut, sedangkan batu dan
pasir sangat sukar larut dalam air. Reaksi yang menghasilkan endapan adalah
reaksi kimia yang menghasilkan zat yang sukar larut dan akan mengendap.
4. Pembentukan gas
Selain
perubahan warna, perubahan suhu dan pembentukan endapan, perubahan lain yang
menandai berlangsungnya reaksi kimia adalah pembentukan gas. Gas hasil reaksi
dapat diamati berupa gelembung yang keluar dari campuran pereaksi. (michael, 2006 : 79)
C. Alat
dan Bahan
1. Alat
a. Gelas
kimia
b. Kapas
c. Tabung
reaksi
d. Pipet
tetes
2. Bahan
a. Cuka
b. Paku
c. Serbuk
besi
d. NaOH
D. Prosedur
Kerja
Percobaan
A : paku yang dibalut kapas bercuka
1. Kapas
dan sebuah paku disiapkan
2. Paku
dibalut dengan kapas, diteteskan cuka dengan pipet tetes sampai kapas basah
3. Didiamkan
selama 20 menit
4. Diamati
dan dicatat perubahannya
Percobaan
B : paku yang dicelupkan pada larutan cuka
1. Larutan
cuka dimasukkan sebanyak 50 mL ke dalam gelas kimia
2. Paku
dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi cuka
3. Didiamkan
salama 20 menit
4. Diamati
dan dicatat perubahannya
Percobaan C : serbuk
besi dalam larutan cuka
1. Gelas
kimia, cuka dan serbuk besi disiapkan
2. Serbuk
besi dan cuka sebanyak 50 mL dimasukkan ke dalam gelas kimia
3. Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi
Percobaan D : besi
asetat dan NaOH
1. Tabung
reaksi disiapkan
2. Diambil
larutan pada percobaan C ke tabung reaksi ¼ bagian tabung
3. NaOH
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
4. Diamati
dan dicatat perubahan yang terjadi
E. Hasil
Pengamatan
No.
|
Bahan
|
Keadaan
Awal
|
Keadaan
Akhir
|
1.
|
Kapas
+ paku + cuka
|
Tidak
berkarat
|
Tidak
berkarat
|
2.
|
Cuka
+ paku
|
Bening
+ tidak berkarat
|
Sedikit
berkarat
|
3.
|
Cuka
+ serbuk besi
|
Bening
+ serbuk mengendap
|
Terdapat
gelembung gas, sebagian serbuk mengapung ke permukaan
|
4.
|
Besi
asetat + NaOH
|
-
Suhu normal
-
Serbuk + NaOH bercampur
-
Larutan berwarna keruh
|
-
Suhu meningkat (panas)
-
Terdapat gelembung
-
Serbuk + NaOH mengendap
-
Larutan menjadi bening
-
Endapan mengental
|
Pertanyaan
1. Peristiwa-peristiwa
yang teramati pada percobaan III termasuk peristiwa perubahan kimia, apa yang dapat kamu
simpulkan tentang perubahan kimia?
-
Terdapat gelembung gas, inilah yang
dinamakan zat baru yang dihasilkan perubahan kimia. Perubahan kimia dapat
menimbulkan zat baru, contohnya gelembung gas
2. Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, sebutkanlah ciri-ciri yang menyertai peristiwa
perubahan kimia?
-
Terbentuknya zat baru yaitu karat
-
Timbulnya perubahan suhu
-
Adanya pembentukan endapan
-
Adanya pembentukan gas
F. Pembahasan
Berdasarkan
percobaan praktikum kali ini membahas tentang “mengidentifikasi perubahan kimia”
seperti yang telah dijelaskan dalam teori bahwa Perubahan kimia adalah
perubahan pada zat yang menghasilkan zat baru. Dari hasil pengamatan, percobaan
A pada keadaan awal dan akhir tidak ada perubahan. Seharusnya yang terjadi pada
percobaan A yaitu berkaratnya paku. Akan tetapi, paku tidak berkarat. Ini
terjadi karena perkaratan bisa terjadi apabila logam terkena air dan oksigen.
Pada percobaan A, paku yang dibalut kapas bercuka tidak berkarat karena tidak
tersentuhnya paku pada oksigen luar karena terhalang kapas. Kemudian intensitas
cuka yang sedikit pada kapas yang menyebabkan tidak terjadinya perkaratan.
Hasil
pengamatan pada percobaan B menunjukkan terjadinya perubahan kimia yaitu
timbulnya karat pada paku. Akan tetapi, karat yang timbul disini sedikit.
Faktor yang menyebabkannya adalah intensitas waktu yang kurang. Apabila
waktunya ditambah lebih banyak dari 20 menit, bisa jadi karat yang akan timbul
semakin banyak. Berbeda dengan percobaan A, pada percobaan B terjadi karat.
Jika dibandingkan antara percobaan A dan B, maka yang membedakannya adalah
intensitas cuka yang diberikan. Pada percobaan B intensitas cuka lebih banyak
daripada intensitas cuka pada percobaan A. Ini yang menyebabkan pada percobaan
B terjadi perkaratan pada paku. Karat inilah yang dinamakan zat baru.
Hasil
pengamatan percobaan C menunjukkan terjadinya perubahan kimia. Ini terbukti
karena pada percobaan C pada keadaan akhir timbul gelembung gas. Pada awalnya
cuka bening, setelah ditambah serbuk besi warnanya menjadi keabuan. Kemudian
pada keadaan akhir, serbuknya ada sebagian yang mengapung dan ada yang
mengendap dibawah. Gelembung gas pada keadaan akhir inilah yang dinamakan zat
baru akibat perubahan kimia.
Hasil
pengamatan percobaan D menunjukkan terjadinya perubahan kimia. Ini terbukti
pada perubahan keadaan awal menjadi keadaan akhir. Pada keadaan awal, besi
asetat bersuhu normal. Setelah ditambah NaOH, suhunya meningkat yang
menyebabkan panas. Ini dinamakan reaksi eksoterm. Inilah ciri dari perubahan
kimia. Kemudian, terdapat gelembung gas pada keadaan akhir. Pada keadaan awal,
serbuk besi asetat dan NaOH bercampur. Pada keadaan akhir, serbuk besi asetat
dan NaOH mengendap dibawah dan endapannya mengental. Serta pada keadaan awal,
larutan berwarna keruh. Pada keadaan akhir, larutan menjadi bening. Endapan dan
perubahan suhu inilah yang menjadi ciri dari perubahan kimia.
G. Kesimpulan
Setelah melakukan
percobaan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Perkaratan
terjadi pada percobaan B yang diakibatkan intensitas cuka yang lebih banyak
dari percobaan A
2. Timbulnya
gelembung gas terjadi pada percobaan C yang disebabkan pencampuran serbuk besi
dan cuka
3. Adanya
endapan terjadi pada percobaan D yang disebabkan penambahan NaOH pada besi
asetat
4. Adanya
perubahan suhu terjadi pada percobaan D yang disebabkan penambahan NaOH pada
besi asetat
DAFTAR PUSTAKA
Prabawa,
Hadi. 1997. Ilmu Kimia. Jakarta :
Erlangga
Purba,
Michael. 2006. IPA Kimia. Jakarta :
Erlangga
Sugiyarto,
T dan Ismawati, E. 2008. IPA Kimia.
Jakarta : Prisma Esta Utama
LAMPIRAN
Di
atas ini adalah bahan-bahan praktikum yaitu cuka, paku, serbuk besi.
ini
adalah paku dalam kapas yang sedang diberi cuka
ini
adalah paku yang dicelupkan pada cuka
ini
adalah besi asetat yang telah diberi NaOH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar