Rabu, 12 November 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PEMISAHAN CAMPURAN ( FILTRASI DAN SUBLIMASI )

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
PEMISAHAN CAMPURAN ( FILTRASI DAN SUBLIMASI )
Dosen Pengampu : Dr. Kartimi, M.Pd


Oleh :
Nama : SITI AZIZAH
Nim : 1413162042
Kelas : Biologi A
Kelompok : 6
Asisten Praktikum : Diana Yulianti,
                                   Rina Rahmawati

LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2013

Pemisahan Campuran ( Filtrasi dan Sublimasi )

A.    Tujuan
1.      Memisahkan campuran yang terdapat dalam minuman fanta grape/finto
2.      Melakukan pemurnian naftalen

B.     Dasar Teori
Materi yang tersusun dari beberapa zat yang berbeda dan setiap zat penyusun masih tetap mempunyai jati diri sendiri. Umpamanya seperti garam kotor, sirop, dan masih banyak lagi. Oleh karena sifat-sifat setiap zat asal dalam campuran tidak berubah maka campuran dapat dipisahkan dengan mudah. Kita kenal beberapa cara pemisahan campuran antara lain penyaringan (filtrasi), penguapan, pelarutan, pengembunan, penyumbliman, destilasi, pembekuan, kristalisasi, dan kromatografi. (Hadi, 1997 : 10-11)
Penyaringan ialah memisahkan campuran zat padat dan zat cair berdasarkan perbedaan ukuran partikel komponen campuran. Sublimasi ialah pemisahan campuran berdasarkan perubahan wujud padat menjadi gas dan sebaliknya tanpa melalui fase cair. (nani, dkk, 2002: 22 & 25)
Penyaringan yang dilakukan di laboratorium biasanya menggunakan kertas saring. Kertas saring memiliki pori-pori yang relatif kecil, sehingga akan menahan partikel suspensi. Penyaringan akan menghasilkan residu dan filtrat. Residu yaitu zat padat yang tertahan oleh kertas saring, sedangkan filtrat yaitu zat cair yang melewati kertas saring. Sublimasi dapat dilakukan untuk memisahkan komponen yang dapat menyublim dari campurannya yang tidak menyublim. Misalnya pemisahan iodin dari campurannya dengan pasir. Ketika campuran iodin pasir dipanaskan, iodin akan menguap sedangkan pasir tidak. Uap iodin akan segera mengkristal ketika menemui daerah yang cukup dingin. Dengan demikian dapat diperoleh iodin murni. (michael, 2006: 90-91)
Belerang diperoleh dengan cara menggali dari kawah gunung berapi. Untuk memperoleh belerang murni, belerang harus dimurnikan dengan proses sublimasi. Proses pemurnian garam dari air laut dilakukan diempang-empang sehingga garam yang didapat tercampur dengan tanah. Untuk membersihkan garam kotor itu, garam dilarutkan kembali dengan air kemudian disaring lalu diuapkan. Pemisahan campuran garam kotor ini dilakukan dengan cara penyaringan (filtrasi). (Hadi, 1997 : 10-11)

C.     Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Gelas kimia
b.      Pemanas spirtus
c.       Kertas saring
d.      Kassa
e.       Kaki tiga
f.       Corong kaca
g.      Spatula
h.      Kaca arloji
i.        Alu dan lumpang
2.      Bahan
a.       Fanta grape/finto
b.      Norit
c.       Kapur barus
d.      Pasir

D.    Prosedur Kerja
1.      Filtrasi
a.       Fanta grape/finto dimasukkan ke dalam gelas kimia yang telah diberi air 25 mL, diaduk
b.      Norit dimasukkan ke gelas kimia tersebut
c.       Norit dan fanta grape/finto dipanaskan sambil diaduk hingga larut sempurna
d.      Didiamkan sampai ada endapan
e.       Larutan disaring dan diamati yang ada di kertas saring dan hasil saringannya
2.      Sublimasi
a.       Kapur barus dihaluskan menggunakan alu dan lumpang
b.      Diambil menggunakan spatula lalu dimasukkan ke dalam gelas kimia
c.       Pasir dimasukkan ke dalam gelas kimia tersebut
d.      Diberi kaca arloji dan es batu pada bagian atas gelas kimia
e.       Gelas kimia dipanaskan menggunakan pembakar spirtus
f.       Diamati apa yang terjadi dan dicatat
g.      Kristal pada bagian bawah kaca arloji dikumpulkan di gelas kimia

E.     Hasil Pengamatan
Filtrasi
Warna Filtrat Pil Norit
Sebelum disaring
Setalah disaring
Warna merah pekat/ungu
Warna merah terang

Sublimasi
Sebelum sublimasi
Setelah sublimasi
Warna kristal
Bentuk kristal
Warna kristal
Bentuk kristal
Putih kecoklatan
Serbuk dan menggumpal
Putih susu
Panjang runcing
Pertanyaan
1.      Filtrasi
a.       Apa fungsi dari penambahan pil norit tersebut?
-          Sebagai adsorben yaitu menyerap warna finto sehingga dihasilkan warna yang pudar
2.      Sublimasi
a.       Apa fungsi penambahan es batu pada proses sublimasi tersebut?
-          Untuk menangkap naftalen yang menguap kemudian menjadi bentuk padat (kristal) kembali.

F.      Pembahasan
Berdasarkan percobaan praktikum kali ini membahas tentang “Pemisahan Campuran (filtrasi dan sublimasi)” seperti yang telah dijelaskan dalam teori bahwa penyaringan ialah memisahkan campuran zat padat dan zat cair berdasarkan perbedaan ukuran partikel komponen campuran. Sublimasi ialah pemisahan campuran berdasarkan perubahan wujud padat menjadi gas dan sebaliknya tanpa melalui fase cair. Pada percobaan pertama yaitu dilakukan pemisahan campuran dengan cara filtrasi atau penyaringan.
Jika dilihat dari hasil pengamatan filtrasi, maka yang dapat dibedakan adalah warna dari campuran (finto) yaitu sebelum disaring menggunakan kertas saring berwarna merah gelap keunguan dan sesudah disaring berwarna merah terang. Sesungguhnya campuran yang dibawa seharusnya adalah soda dari fintonya saja. Akan tetapi, finto dan soda disini bercampur dalam satu kemasan. Ini yang menyebabkan campuran yang difiltrasi berwarna merah. Pada awalnya campuran berwarna merah muda yang tidak terang.
Kemudian ketika campuran ditambahkan norit warnanya menjadi merah gelap. Ini disebabkan karena warna norit yang berwarna hitam. Norit ditambahkan pada larutan berfungsi agar menyerap warna sehingga warnanya memudar setelah difiltrasi. Setalah difiltrasi campuran menjadi warna merah terang. Dan pada kertas saringnya tersisa norit yang tidak ikut terbawa campuran. Norit ini yang dinamakan residu. Norit terbuat dari bahan karbon aktif yang bahan bakunya bisa dari kulit pohon, kulit kacang, batu bara dan lain-lain. Kemudian bahan karbon ini diaktifkan dengan proses kimia yaitu dengan mencampurkannya dengan senyawa asam, mengukusnya dengan uap atau dengan gas bertemperatur tinggi sehingga menjadi arang berwarna hitam tetapi tidak berbau dan berasa.
Pengamatan berikutnya yaitu sublimasi. Jika dilihat dari hasil pengamatan sublimasi, yang dibedakan bukan hanya warna, juga bentuk dari substrat yang disublimasi yaitu kapur barus. Pada awalnya kapur barus berbentuk padat, tetapi kemudian kapur barus dihaluskan sehingga menjadi serbuk. Serta berwarna putih kecoklatan. Sesungguhnya warna asli kapur barus adalah putih. Akan tetapi, kapur barus disini ditambahkan pasir/tanah sehingga warnanya menjadi kecoklatan. Tanah ditambahkan disini berfungsi agar kapur barus menjadi kotor sehingga dapat dipisahkan antara kapur barus dan tanahnya.
Setelah disublimasi kapur barus berubah warna dan bentuknya. Yang awalnya berwarna putih kecoklatan menjadi putih susu layaknya kapur barus murni. Kemudian bentuk sebelum sublimasi berbentuk serbuk menggumpal karena bergabung dengan tanah, setelah sublimasi berbentuk padat yang meruncing dan terpisah dari tanah. Kapur barus yang menguap langsung menjadi padat karena adanya es batu di atasnya. Uap yang dihasilkan langsung menjadi kristal dengan adanya es batu dan tidak melewati fase cair terlebih dahulu.   Ini sesuai dengan teori bahwa sublimasi pemisahan campuran berdasarkan perubahan wujud padat menjadi gas dan sebaliknya tanpa melalui fase cair. Sublimasi dilakukan dengan cara dipanaskan sehingga komponen yang menyublim akan menguap. Ini dibuktikan dengan percobaan sublimasi. Ketika kapur barus dipanaskan maka kapur barus menguap dan tanahnya tidak. Uap kapur barus akan segera mengkristal ketika menemui daerah yang cukup dingin. Dengan demikian dapat diperoleh kapur barus murni.


G.    Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Memisahkan campuran dalam minuman finto dapat dilakukan dengan cara filtrasi yaitu menyaring menggunakan kertas saring.
2.      Pemurnian kapur barus dilakukan dengan cara sublimasi yaitu memanaskan kapur barus yang akan menyebabkam kapur barus menguap.
























DAFTAR PUSTAKA

Kartini, Nani ,dkk. 2002. Kimia 1. Jakarta : PT Bumi Aksara
Prabawa, Hadi. 1997. Ilmu Kimia. Jakarta : Erlangga
Purba, Michael. 2006. Ipa Kimia. Jakarta : Erlangga
Riskani, Afif. 2012. http://semuacoretankuliah.blogspot.com/2012/12/laporan-kimia-dasar-ii-pembuatan-dan.html?m=1, diakses pada 20 November 2013 pukul 16.35 WIB
Sestu. 2011. http://sestuanaksains.blogspot.com/2011/04/si-hitam-manis-norit-obat-sakit-perut.html?m=1, diakses pada 20 November 2013 pukul 16.45 WIB





















LAMPIRAN
photo0534.jpgphoto0542.jpg
Di atas ini adalah bahan-bahan praktikum yaitu fanta grape/finto dan kapur barus yang telah dihaluskan menggunakan alu dan lumpang.
photo0544.jpg ini adalah corong kaca dan kertas saring.
photo0546.jpgphoto0548.jpgphoto0553.jpg
Di atas ini adalah proses percobaan filtrasi. Disebelah kiri adalah ketika fanta grape/finto dan norit sedang dipanaskan. Di tengahnya adalah warna fanta grape/finto dan norit sebelum penyaringan. Di sebelah kanan adalah hasil dari penyaringan. Finto dan norit terpisah.
photo0550.jpgphoto0554.jpgphoto0555.jpg

Di atas ini adalah proses percobaan sublimasi. Di sebelah kiri adalah kapur barus dan pasir pada keadaan awal. Di tengahnya adalah kapur barus dan pasir ketika dipanaskan. Di sebelah kanan adalah kapur barus yang menguap dan terpisah dari pasir. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar