LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
PENURUNAN TITIK BEKU
Dosen
Pengampu : Dr. Kartimi, M.Pd

Oleh
:
Nama
: SITI AZIZAH
Nim
: 1413162042
Kelas
: Biologi A
Kelompok
: 6
Asisten
Praktikum : Diana Yulianti,
Rina Rahmawati
LABORATORIUM
BIOLOGI
JURUSAN
BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH
NURJATI CIREBON
2013
PENURUNAN
TITIK BEKU
A. Tujuan
Untuk menentukan
penurunan titik beku larutan belerang pada naftalen
B. Dasar
teori
Sifat-sifat koligatif larutan ialah
sifat-sifat larutan yang hanya ditentukan oleh jumlah partikel dalam larutan
dan tidak tergantung jenis partikelnya. Dalam bagian ini dibicarakan sifat
koligatif larutan yang berisi zat terlarut yang sukar menguap atau non-volatif,
diantaranya adalah penurunan tekanan uap pelarut, penurunan titik beku larutan,
kenaikan titik didih larutan dan tekanan osmose larutan. Titik beku larutan
ialah temperatur pada saat larutan setimbang dengan pelarut padatnya. Larutan
akan membeku pada temperatur lebih rendah dari pelarutnya.
Air murni membeku pada temperatur 00C
dan tekanan 1 atm. Temperatur itu dinamakan titik beku normal air. Dengan
adanya zat terlarut, ternyata pada temperatur 00C air belum membeku.
Pada temperatur itu tekanan uap jenuh larutan lebih kecil dari 1 atm. Agar
larutan membeku temperatur larutan harus diturunkan sampai tekanan uap jenuh
larutan mencapai 1 atm. Penurunan titik beku yang disebabkan oleh 1 mol zat
terlarut dalam 1000 gram pelarut dinamakan penurunan titik beku molal (kb).
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi
bila suhu diturunkan, sehingga jarak antarpartikel sedemikian dekat satu sama
lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat.
Adanya partikel-partikel dari zat terlarutakan mengakibatkan proses pergerakan
molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan
jarak antarmolekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi, titik beku larutan
akan lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya. Perbedaan titik beku
akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku.
Jika suatu zat non volatile (sukar
menguap) dilarutkan kedalam plarut tertentu, maka pelarut tersebutakan membeku
pada suhu yang lebih rendah. Besarnya penurunan titik beku tergantung pada zat
terlarut. Menurut Raoult, penurunan titik beku larutan berbanding lurus dengan
konsentrasi larutan.


=



n
= jumlah mol larutan
p = berat
pelarut dalam satuan gram
Kb =
tetapan penurunan titik beku molal pelarut
C. Alat
dan bahan
1. Alat
a. Tiang
statif
b. Penjepit
dan klem
c. Kaki
tiga
d. Kasa
penyangga
e. Gelas
kimia
f. Termometer
g. Pemanas
spirtus
2. Bahan
a. Naftalen
b. Belerang
c. Air
D. Prosedur
kerja
1. Gelas
kimia diisi air 80 mL, tabung reaksi diisi naftalen sebanyak 1 gram.
2. Tabung
reaksi dimasukkan ke dalam gelas kimia lalu dipanaskan hingga suhu 850
C. Agar lebih mudah, tabung reaksi dijepitkan dengan menggunakan tiang statif,
klem dan penjepit.
3. Setelah
naftalen cair, api dimatikan dan suhu naftalen ketika cair dihitung.
4. Diitung
penurunan suhu setiap satu menit hingga naftalen beku kembali kira-kira 750
C
5. Diulangi
lagi dengan ditambahkan 0,13 gram belerang
E. Hasil
pengamatan
1. Penurunan
titik beku naftalen
Waktu
|
1’
|
2’
|
3’
|
4’
|
4,45
menit (membeku)
|
suhu
|
870
|
840
|
790
|
770
|
750
|
2. Belerang
dalam naftalen
Waktu
|
1’
|
2’
|
3’
|
4’
|
4,29
menit
|
suhu
|
860
|
820
|
790
|
770
|
750
|
Perhitungan
Dik. Tb naftalen = 750C
m naftalen = 1 gram
m belerang = 0,128 gram
Mr belerang = 32
Kb = 6,920C


= 

= 

= 

= 27,68

Tb larutan = 75 – 27,68
= 47,320C
Grafik
F. Pembahasan
G. Kesimpulan
Setelah
melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Titik
beku larutan ialah temperatur pada saat larutan setimbang dengan pelarut
padatnya. Larutan akan membeku pada temperatur lebih rendah dari pelarutnya.
2. Apabila
suatu cairan dicampur dengan cairan yang sukar menguap maka cairan tersebut
akam mengalami penurunan titik beku.
3. Naftalen
yang telah mencair, membeku kembali pada suhu 750C dengan waktu 4,45
menit. Sedangkan belerang dalam naftalen dengan waktu 4,29 menit.
DAFTAR PUSTAKA
Kuswati,
Tine Maria, dkk. 2000. Kimia. Jakarta
: PT Bumi Aksara
Sudarmo,
Unggul. 2006. Kimia. Jakarta: PT
Phibeta Aneka Gama
Sukardjo.
2004. Kimia fisika. Jakarta: PT
Rineka cipta
S,
Syukri . 1999 . KIMIA DASAR 2 .
Bandung: ITB press
LAMPIRAN






Alat
dan bahan praktikum diantaranya statif, penjepit, klem, tabung reaksi, kaca
arloji, naftalen, korek dan gelas kimia.


Ketika naftalen dipanaskan ketika naftalen telah mencair


Suhu
yang diukur ketika mencair, belerang dan naftalen yang membeku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar