LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
KESETIMBANGAN KIMIA
Dosen
Pengampu : Dr. Kartimi, M.Pd

Oleh
:
Nama
: SITI AZIZAH
Nim
: 1413162042
Kelas
: Biologi A
Kelompok
: 6
Asisten
Praktikum : Diana Yulianti,
Rina Rahmawati
LABORATORIUM
BIOLOGI
JURUSAN
BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH
NURJATI CIREBON
2013
KESETIMBANGAN KIMIA
A. Tujuan
1. Memahami
konsep kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
2. Menghitung
harga tetapan kesetimbangan berdasarkan percobaan
B. Dasar
teori
Reaksi kimia berdasarkan arahnya
dibedakan menjadi reaksi berkesudahan (satu arah) dan reaksi dapat balik (dua
arah). Pada reaksi berkesudahan zat-zat hasil tidak dapat saling bereaksi
kembali menjadi zat pereaksi. Reaksi
dapat balik dapat berlangsung dalam dua arah, artinya zat-zat hasil reaksi
dapat saling bereaksi untuk membentuk zat pereaksi kembali. Meskipun hampir
semua reaksi merupakan reaksi dapat balik, tetapi tidak semua reaksi dapat
balik dapat menjadi reaksi setimbang. Agar tercipta suatu reaksi setimbang
diperlukan kondisi tertentu antara lain reaksinya bolak-balik, sistemnya
tertutup, dan bersifat dinamis.
Hukum kesetimbangan yaitu: bila suatu reaksi dalam keadaan setimbang,
maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dipangkatkan koefisiennya
dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat pereaksi dipangkatkan koefisiennya
akan mempunyai harga yang tetap. Tetapan kesetimbangan bagi suatu reaksi
adalah khas untuk suatu reaksi dan harganya tetap pada suhu tertentu. Artinya
setiap reaksi akan mempunyai harga tetapan kesetimbangan yang cenderung tidak
sama dengan reaksi lain meskipun suhunya sama, dan untuk suatu reaksi yang sama
harga K akan berubah jika suhunya berubah.
Azaz Le Chatelier yaitu jika dalam suatu sistem kesetimbangan
diberikan aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi
itu sekecil mungkin. Beberapa aksi yang dapat menimbulkan perubahan pada
sistem kesetimbangan antara lain perubahan konsentrasi, perubahan volume,
perubahan tekanan, dan perubahan suhu.
1. Perubahan
konsentrasi
Bila
ke dalam suatu sistem kesetimbangan, konsentrasi salah satu komponennya
ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan itu, dan bila
salah satu komponen dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
pengurangan itu.
2. Perubahan
volume
Penambahan
air menyebabkan volume larutan menjadi (misalnya dua kali) lebih besar,
sehingga konsentrasi masing-masing komponen akan mengalami perubahan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa adanya perubahan volume tidak menyebabkan pergeseran
kesetimbangan untuk suatu reaksi.
3. Perubahan
suhu
Perubahan
suhu pada suatu reaksi setimbang akan menyebabkan terjadinya perubahan harga
tetapan kesetimbangan (k). Pergeseran reaksi kesetimbangan akibat perubahan suhu
ditentukan oleh jenis reaksinya, endoterm atau eksoterm. Menurut azaz Le
Chatelier, jika sistem dalam
kesetimbangan ke arah reaksi yang menyerap kalor (H positif).
4. Perubahan
tekanan
Perubahan
tekanan akan berpengaruh pada konsentrasi gas-gas yang ada pada kesetimbangan .
oleh karena itu, pada sistem reaksi setimbang yang tidak melibatkan gas,
perubahan tekanan tidak menggeser letak kesetimbangan.
PV = nRT → P = (n/V) RT
Dari
persamaan itu dapat diketahui bahwa perubahan tekanan akan berakibat yang
sebaliknya dengan perubahan volume. Artinya, bila tekanan diperbesar akan sama
pengaruhnya dengan bila volume diperkecil, dan sebaliknya bila tekanan
diperkecil akan berakibat yang sama dengan bila volume diperbesar.
5. Penambahan
katalis pada reaksi setimbang
Adanya
katalis dalam reaksi kesetimbangan tidak mengakibatkan terjadinya pergeseran
letak kesetimbangan, tetapi hanya mempercepat tercapainya keadaaan setimbang.
C. Alat
dan bahan
1. Alat
a. Gelas
kimia
b. Gelas
ukur
c. Pipet
tetes
d. Tabung
reaksi
2. Bahan
a. KSCN
0,002 M
b. FeCl3
0,2 M
c. KH2PO4
D. Prosedur
kerja
1. Kesetimbangan
besi (III) triosinat
a. 10
mL larutan KSCN dengan konsentrasi 0,002 M dimasukkan ke dalam gelas kimia dan ditambahkan
2 tets larutan FeCl3 dengan konsentrasi 0,2 M
b. 4
buah tabung reaksi disiapkan kemudian larutan dalam gelas kimia dibagi 4 dan
dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi. Tabung reaksi 1 tidak diberi
perlakuan apa-apa. Tabung reaksi kedua ditambahkan 10 tetes KSCN. Tabung reaksi
ketiga ditambahkan 3 tetes FeCl3. Dan tabung reaksi ketiga
ditambahkan 5 tets KH2PO4.
c. Diamati
dan dicatat perubahannya
2. Penentuan
harga tetapan kesetimbangan
a. 4
tabung reaksi disiapkan kemudian pada masing-masing tabung reaksi diisi 5 mL
larutan KSCN dengan konsentrasi 0,002 M
b. Tabung
reaksi 1 ditambahkan 5 mL FeCl3 dengan konsentrasi 0,2 M
c. 3
gelas kimia disiapkan. Gelas kimia 1 diisi 10 mL larutan FeCl3 dan
ditambahkan 15 mL air. 5 mL larutan yang ada di gelas kimia diambil dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2.
d. Gelas
kimia 2 diisi 10 mL larutan sisa dari gelas kimia 1 dan ditambahkan 15 mL air.
5 mL larutan yang ada di gelas kimia diambil dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi 3.
e. Gelas
kimia 3 diisi 10 mL larutan sisa dari gelas kimia 2 dan ditambahkan 15 mL air.
5 mL larutan yang ada di gelas kimia diambil dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi 4
f. Perubahan
warna diamati. Jika warnanya belum sama maka larutan diambil sedikit demi
sedikit menggunakan pipet hingga warna setiap tabung reaksi sama
g. Diukur
tinggi tiap tabung
E. Hasil
pengamatan
1. Kesetimbangan
besi (III) triosianat
Sketsa langkah kerja
|
Pengamatan
|
|
Tabung ke
|
Warna
larutan
|
|
KSCN
+ FeCl3
|
1
|
Merah
marun
|
KSCN
+ FeCl3 + KSCN 10 tetes
|
2
|
Merah
marun
|
KSCN
+ FeCl3 + FeCl3 3 tetes
|
3
|
Merah
hati, sebelumnya merah marun
|
KSCN
+ FeCl3 + KH2PO4
|
4
|
Bening,
sebelumnya merah marun
|
2. Penentuan
harga tetapan kesetimbangan
Tabung
ke
|
Ketinggian
|
1.
|
5
cm
|
2.
|
4,5
cm
|
3.
|
6,5
cm
|
4.
|
8,3
cm
|
Tabung
|
(Fe3+)mula
2x
|
(SCN)mula
2x
|
d1/dx
|
(FeSCN2+)
A
|
(SCN)
B
|
(Fe3+)
C
|
1.
|
0,2
|
0,002
|
1
|
0,101
|
-0,099
|
0,099
|
2.
|
0,08
|
0,002
|
1,1
|
0,041
|
-0,039
|
0,039
|
3.
|
0,032
|
0,002
|
0,76
|
0,017
|
-0,015
|
0,015
|
4.
|
0,0128
|
0,002
|
0,60
|
0,0074
|
-0,0054
|
0,0054
|
Tabung
|
A
X B X C
|
(A
X B) / C
|
A
/ (B X C)
|
1.
|
-0,0009899
|
-0,101
|
-10,305071
|
2.
|
-0,00006236
|
-0,041
|
-26,955950
|
3.
|
-0,000003825
|
-0,017
|
-75,556
|
4.
|
-0,0000002157
|
-0,0074
|
-253,772290
|
Perhitungan
a. Menghitung
konsentrasi pada gelas kimia
-
Gelas kimia 1
M1.
V1 = M2. V2
0,2.
10 = M2. 25
M2
=
= 0,08 M

-
Gelas kimia 2
M1.
V1 = M2. V2
0,08.
10 = M2. 25
M2
=
= 0,032 M

-
Gelas kimia 3
M1.
V1 = M2. V2
0,032.
10 = M2. 25
M2
=
= 0,0128 M

b. Perbedaan
tinggi tabung (d)
-
Tabung 1 dan 2 =
=
= 1,1


-
Tabung 1 dan 3 =
=
= 0,76


-
Tabung 1 dan 4 =
=
= 0,60


c. Menghitung
konsentrasi campuran
-
FeSCN2+
Tabung
1
Mcamp
= 

=
=
=
= 0,101



Tabung
2
Mcamp
= 

=
=
=
= 0,041



Tabung
3
Mcamp
= 

=
=
=
= 0,017



Tabung
4
Mcamp
= 

=
=
=
= 0,0074



d. Menghitung
tetapan kesetimbangan
-
Tabung 1
Kc
=
=
=
-10,305071


-
Tabung 2
Kc
=
=
=
-26,955950


-
Tabung 3
Kc
=
=
=
-75,556


-
Tabung 4
Kc
=
=
=
-253,772290


F. Pembahasan
Berdasarkan
acara praktikum kali ini tentang Kesetimbangan Kimia dengan menggunakan
alat-alat dan bahan-bahan yaitu Gelas kimia, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
gelas ukur, pipet tetes, FeCl3, KSCN, KH2PO4
dan Air. Percobaan dilakukan dua kali yaitu percobaan Kesetimbangan besi (III)
triosianat, dan Penentuan harga tetapan
kesetimbangan. Percobaan pertama dilakukan dengan mencampurkan 10 mL KSCN 0,002
M dengan 2 tetes FeCl3 0,2 M pada gelas kimia. Kemudian larutan ini
dibagi dan dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi masing-masing 2,5 mL.
Masing-masing tabung diberi perlakuan berbeda. Tabung reaksi 1 tidak diberi
perlakuan apa-apa, tabung reaksi kedua ditambahkan 10 tetes KSCN, tabung reaksi
ketiga ditambahkan 3 tetes FeCl3, dan tabung reaksi ketiga ditambahkan 5 tets
KH2PO4. Jika dilihat dari hasil pengamatan maka tabung reaksi 1 larutannya
berwarna merah marun, tabung reaksi 2 juga berwarna merah marun, tabung reaksi
3 berwarna merah hati, sebelumnya merah marun, dan tabung reaksi 4 berwarna bening,
sebelumnya merah marun. Tabung reaksi 1 yang tidak diberi perlakuan apapun
dijadikan sebagai larutan standar. Tabung reaksi 2 warna larutan menjadi lebih
pekat. Hal ini disebabkan oleh SCN- yang bertambah besar setelah
penambahan KSCN sehingga kesetimbangan bergeser ke arah FeSCN2+.
Tabung reaksi 3 berwarna merah hati yang artinya lebih pekat dari merah marun.
Kesetimbangan bergeser ke arah FeSCN2+ karena semakin banyak Fe3+
yang bereaksi sehingga FeSCN2+ terbentuk semakin banyak. Tabung
reaksi 4 warna larutannya bening. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan KH2PO4
menyebabkan reaksi bergeser ke arah kiri.
Percobaan
kedua yaitu penentuan harga tetapan kesetimbangan. Dilakukan dengan mengisi 4
tabung reaksi dengan 5 mL KSCN 0,002 M, kemudian ditambahkan dengan larutan
FeCl3 yang diencerkan setiap larutan untuk masing-masing tabung
reaksi. Dalam hal ini FeCl3 pada tabung 1 lebih besar daripada
tabung 2 dan seterusnya karena diencerkan menggunakan air. Larutan pada tabung
reaksi 1 dijadikan sebagai larutan standar. Untuk menghitung FeSCN2+
dilakukan dengan membandingkan warna tabung ke 1 hingga ke 4 dengan larutan
standar. Jika warna belum sama, dilakukan pengambilan larutan pada tabung
reaksi dan diteteskan ke tabung lain hingga warna tersebut sama. Hasil kali konsentrasi
produk pangkat koefisien reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi reaktan
pangkat koefisien reaksi mempunyai harga yang tetap disebut Kc. (salima. 2013. http://salima.student.fkip.uns.ac.id/2013/06/25/laporan-praktikum-kesetimbangan-kimia/).
Untuk mendapatkan konsentrasi produk dan reaktan, maka dilakukan perhitungan
konsentrasi FeCl3 yang diencerkan. Setelah itu mendapatkan
konsentrasi pengenceran, dilakukan perhitungan konsentrasi produk dan reaktan.
Lalu dimasukkan ke dalam rumus tetapan kesetimbangan dengan reaksi kimianya
yaitu :
Fe3+
+ SCN- ↔ FeSCN2+
Jika dilihat dari hasil
pengamatan maka didapat harga Kc masing-masing tabung yaitu:
Tabung 1 : -10,305071
Tabung 2 : -26,955950
Tabung 3 : -75,556
Tabung
4 : -253,772290
Dari
perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa harga Kc tidak konstan. Hal ini
disebabkan human eror yaitu kurang teliti dalam pembagian larutan, volume
pengenceran tidak tepat 25 mL, pengukuran tinggi larutan (dalam tabung reaksi)
kurang tepat, kurang teliti dalam melihat warna larutan.
G.
Kesimpulan
Setelah
melakukan percobaan, dapat disimpulkan:
1.
Hukum kesetimbangan yaitu: bila suatu
reaksi dalam keadaan setimbang, maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil
reaksi dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat
pereaksi dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga yang tetap.
2. Azaz
Le Chatelier yaitu konsentrasi salah satu pereaksi diperbesar maka kesetimbangan
bergeser ke kanan / produk, bila konsentrasi pereaksi diperkecil maka
kesetimbangan bergeser ke kiri.
3. Faktor
yang mempengaruhi perubahan pada sistem kesetimbangan antara lain perubahan
konsentrasi, perubahan volume, perubahan tekanan, dan perubahan suhu.
4. Harga
Kc tidak konstan disebabkan oleh volume pengenceran tidak tepat 25 mL,
pengukuran tinggi larutan (dalam tabung reaksi) kurang tepat, kurang teliti
dalam melihat warna larutan, pembagian larutan kurang teliti
DAFTAR
PUSTAKA
Salima.
2013. LAPORAN PRAKTIKUM KESETIMBANGAN KIMIA « Salima. http://salima.student.fkip.uns.ac.id/2013/06/25/laporan-praktikum-kesetimbangan-kimia/,
diakses pada 19 Desember 2013 pukul 17.00 WIB
Sudarmo, Unggul. 2006. Kimia. Jakarta: PT Phibeta Aneka Gama
S,
Syukri . 1999 . KIMIA DASAR 2 .
Bandung: ITB press
LAMPIRAN



Tabung reaksi dan rak
gelas kimia FeCl3



Campuran sebelum setimbang
campuran setelah setimbang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar