Minggu, 18 Januari 2015

Aku hanya ingin setia

Aku hanya ingin setia

Aku tak mampu menyakitimu
Aku tak sanggup untuk menduakanmu
Aku hanya ingin setia..... pada bb
Tapi kini kau pergi
Kau sakit karena aku
Kau harus dirawat di UGD
Jika tidak kau akan menutup usia
Oh bb smartphoneku

Mungkin pembaca yang mulia bertanya-tanya, mengapa lirik lagunya mirip lagu armada yang berjudul ku ingin setia tetapi lirik berikutnya berbeda dengan lirik aslinya. Ya, inilah perasaanku saat ini. Merasa bersalah, menyesal dan tak ingin dia pergi. Dia? Ya dia, dia blackberry smartphone ku.
Sejak dahulu kurang lebih 2 tahun yang lalu, aku memiliki bb ini. Dan aku tidak pernah berpindah hati kepada android ataupun smartphone lain. Aku hanya memiliki bb ini dan 1 hp jadul untuk sekedar sms. Aku tidak pernah ingin memiliki android meskipun saat ini android sudah dilengkapi aplikasi bbm. Menurutku itu tak adil, bbm seharusnya hanya dimiliki bb smartphone bukan android. Namanya saja bbm (blackberry massanger) bukan android massanger. Ah sudahlah!
Saat ini blackberry smartphone ku sedang sakit. Ya, dia harus segera dirawat, kalau tidak dia akan menutup usia, itu sih menurut mamang konternya. Tapi aku tidak punya cukup biaya untuk merawatnya. Ini semua salahku yang tidak merawatnya saat dia masih sehat.
Pembaca sekalian harus ingat bahwa smartpone dan kekasih sungguhan itu harus dirawat dengan baik. Kalau tidak, dia akan meninggalkan kita. Ya, seperti aku saat ini yang sedang ditinggal dia bb ku. Jangan sekali-kali membuat dia marah, lalu setelah dia marah kita meninggalkan dia berharap marahnya akan reda dengan sendirinya setelah kita tinggalkan. Sebagian kecil memang ada yang beranggapan seperti itu dan melakukan hal seperti itu adalah hal yang benar. Tetapi pada umumnya mereka tidak suka bila sedang marah lalu kita tinggal pergi. Hal ini justru membuat kekasih kita pergi meninggalkan kita. Hal ini sama dengan smartphone, jangan terlalu sering dipakai yang menyebabkan smartphone menjadi panas dan setelah panas jangan tiba-tiba mencabut baterainya dan meninggalkannya berharap agar segera dingin dengan sendirinya. Hal ini akan membuat smartphone cepat rusak dan akhirnya sakit dan menutup usia.
Rawatlah kekasih dan smartphone kita sebaik-baiknya. Seperti misalnya apabila kekasih kita sedang marah, ajaklah bicara apa yang sedang dipermasalahkan. Jika dia sedang menjadi api (marah) biarkanlah kita menjadi air ataupun saljunya. Tapi bila dia ingin kita pergi meninggalkannya, yasudah tinggalin aja. (haha). Tapi kalau smartphone kita sedang dalam keadaan marah (baterainya panas) janganlah diajak bicara, nanti dikira sudah tidak waras (hihi), biarkanlah dia sampai baterainya menjadi dingin lagi, kalau perlu tempelkan pada bagian tubuh kita yang dingin agar kalor segera berpindah.

Cerita ini ditulis hanya untuk menjadi pembelajaran saja, agar kita merawat segala apapun yang kita punya agar kita tidak kehilangannya. Kalau sudah tiada baru terasa, bahwa kehadirannya sungguh berharga, sungguh berat hati rasa kehilangan dia, sungguh berat aku rasa hidup tanpa dia (loh kok jadi nyanyi dangdut). Iya benar, kalau sudah pergi aku baru merasakan, setelah dia pergi apalagi yang harus aku genggam saat aku terbangun dari tidur, apalagi yang aku genggam saat aku ingin tidur, apalagi yang aku genggam saat aku ingin bepergian. Sungguh sedih dan terimakasih. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar