Kamis, 21 Mei 2015

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI PHANEROGAMAE PINOPHYTA

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI PHANEROGAMAE
PINOPHYTA
(CYCADOPSIDA, CONIFEROPSIDA, & GNETOPSIDA)
Dosen Pengampu    : Asep Mulyani, M.Pd
Asisten Praktikum  : 1. Ali Nurdin
                                  2. Nina Maulida


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIGbzemp9CjBcufu6zIlnnUXem-snpJlVIoY6yvNd97eB15TYGXkPAjWIOyY0Zrk4YAHWFGXIJCkq45gGypd-ukTi6Fqwms1zS0aleD-tDF64Frp_N7hgx3j41bomu74-wMsEh51FFlkYH/s1600/logo+IAIN+Syekh+Nurjati.png



Oleh:
Nama             : Siti Azizah
NIM               : 1413162042
Kelompok      : 6
Kelas/Semester : Biologi C / IV


PUSAT LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2015

PINOPHYTA
(CYCADOPSIDA, CONIFEROPSIDA, & GNETOPSIDA)
I.          TUJUAN
A.    Menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada Divisi Pinophyta
B.     Membedakan ciri-ciri tumbuhan pada kelas-kelas yang termasuk dalam Divisi Pinophyta

II.       DASAR TEORI
Tumbuhan berbiji terbuka “Pinophyta” atau biasa disebut Gymnospermae (bahasa Yunani, Gymnos= ‘telanjang’, dan Sperma= ‘benih’ atau ‘biji’) merupakan salah satu Divisi dari tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Tumbuhan berbiji terbuka memiliki biji terbuka karena tidak ditutupi atau dibungkus oleh daun buah (ovarium). Akibat dari tumbuhan ini tidak mengalami pembuahan ganda. Bakal bijinya terbuka dan terdapat pada permukaan daun buah (megasporofil). Pada umumnya berupa tumbuhan berkayu dengan bermacam-macam bentuk perawakan (habitus). Tidak memiliki bunga yang sesungguhnya (bunga mereduksi menjadi kantong serbuk sari dan bakal biji), sporofil terpisah-pisah membentuk strobillus jantan dan stobillus betina (Spermatophyta) (Tjitrosoepomo, 2007: 8).
Pynophyta mempunyai sistem akar tunggang dan batang tegak lurus atau bercabang-cabang. Akar dan batang berkambium, sehingga selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder.  Strobillus atau kerucut mengadakan 2 daun buah (tempat menempel bakal biji), yaitu makrosporangium dan mikrosporangium yang terpisah satu sama lain. Penyerbukan hampir selalu dengan bantuan angin (Anemogami). Serbuk sari langsung jatuh pada bakal biji, dengan jarak waktu penyerbukan sampai pembuahannya relatif panjang. Sel kelamin jantan umumnya berupa spermatozoid yang masih bergerak dengan aktif (Lutfhi, 2014).
Pinophyta mempunyai 500 atau lebih spesies yang terdiri 61 Genus dan 9 atau 11 Family. Pengklasifikasian Pinophyta sebagai berikut:
A.    Kelas Cycadophyta
Tumbuhan anggota kelas ini tubuhnya berkayu, menyerupai palem dan atau tidak sedikit brercabang.  Sporofil tersusun dalam stobillus berumah 2 (dalam 1 stobillus terdapat 1 alat kelamin). Strobillus jantan sangat besar, tersusun oleh sporofil-sporofil berbentuk sisik, dan banyak mikrosporangium. Kelas ini hanya mempunyai 1 bangsa, yaitu Cycadales dan 1 suku, yaitu Cycadaceae. Contohnya: adalah pakis haji (Cycas rumphii) dan Dioon sp. (hidup di Amerika).
B.     Kelas Coniferophyta
Ciri utama kelas Coniferae adalah adanya tajuk kerucut. Anggotanya dapat berupa semak, perdu, atau pohon. Daun-daunnya berbentuk jarum, sehingga sering disebut pohon jarum. Tumbuhan ini berumah dua, tetapi ada juga yang berumah satu. Kelas Coniferae terdiri dari beberapa ordo, antara lain ordo Araucariales, ordo Podocarpales, ordo Cupressales, dan ordo Pinales. Ordo-ordo tersebut umumnya disusun oleh satu suku. Contoh anggota ordo Araucariales adalah Agathis alba (Araucariaceae), contoh anggota ordo Podocarpales adalah Podocapus imbricata (Podocarpaceae), dan contoh anggota ordo Pinales adalah Pinus silvetris. Abies nordmanniana, dan Pinus merkusii (Pinaceae). Ordo Cupressales terdiri dari dua suku, yaitu Taxodiaceae (contohnya Sequoia gigantae) dan famili Cupressaceae contohnya Juniperus communis (Campbell, 2003:173).
C.     Kelas Gnetophyta
Ciri Gnetinae adalah batang berkayu (dapat bercabang atau tidak), bunga berkelamin tunggal, dan pembuahan terjadi melalui pembentukan buluh serbuk sari. Kelas ini terdiri atas 3 ordo, yaitu ordo Ophadrales, ordo Gnetales, ordo Welwitschiales. Contoh anggota ordo Gnetales adalah melnjo (Gnetum gnemon) yang merupakan anggota suku Gnetaceae.  Tumbuhan yang banyak dibudidayakan ini umumnya memiliki stobiluus jantan dan betina terdapat dalam satu pohon (berumah satu). Contoh anggota ordo Welwitschiales adalah Welwitschia bainessi (welwitsciaceae). Welwitschia merupakan tumbuha berpembuluh paling aneh. Sebagian besar tubuhnya teertanam dalam tanah berpasir. Bagian yang muncul di atas tanah berupa cakram besar berkayu berbentuk konkaf dengan dua daun yang berbentuk pita. Cabang yang menghasilkan strobilus tumbuh dari jaringan meristem yang ada di bagian tepi cakram. Banyak ditemukan di gurun. Anggota Gnetophyta mempunyai karakteristik seperti tumbuhan Angiospermae, misalnya antara strobilusnya dengan bunga majemuk pada Angiospermae, adanya trakea di dalam xilemnya, serta tidak adanya arkegonia pada Gnetum dan Welwitschia (Sudarsono, dkk, 2005 ).
Tumbuhan yang termasuk kedalam Pinophyta mempunyai peran penting secara ekonomi, menarik secara biologi, dan sangat familiar diantara semua tumbuhan. Kelompok tumbuhan Pinophyta banyak yang dimanfaatkan kayunya, sebagai tanaman hias, sebagai sumber makanan dan pengobatan. Selain itu, tumbuhan-tumbuhan ini juga berperan dalam pengendalian erosi, melindungi dari abrasi, hutan rekreasi, dan merupakan tumbuhan kayu pertama dalam suksesi kedua. Para ahli biologi tertarik dengan tumbuhan Pinophyta tersebut karenatumbuhan ini mempunyi keragaman bentuk dan stuktur, pola distribusinya dari dulu sampai sekarang dan fosilnya relatif lengkap terdokumentasikan (Pratiwi, 2007: 159).

III.    ALAT DAN BAHAN
A.  Alat
1.      Lup
2.      Cutter/silet
B.  Bahan
1.      Famili Cycadaceae            : Cycas rumphii (Pakis Haji)
2.      Famili Pinaceae                 : Pinus merkusii (Pinus)
3.      Famili Gnetaceae              : Gnetum gnemon (Melinjo)

IV.    LANGKAH KERJA
1.      Diamati spesimen tumbuhan yang ada dalam hal habitus, pola percabangan, dan bentuk/segi penampang melintangnya.
2.      Diamati daunnya dalam hal filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk dan tepian daunnya.
3.      Diamati dan dibandingkan alat reproduksinya, yaitu: letak dan bentuk strobilus ketiga tumbuhan tersebut.
4.      Diamati dan dibandingkan letak dan bentuk makrosporofil dan mikrosporofil ketiga tumbuhan tersebut.
5.      Digambar bagian-bagian tumbuhan, yaitu percabangan tumbuhan, strobilus jantan dan strobilus betina, makrosporofil dan mikrosporofil yang diamati, dan diberi nama bagian-bagian tumbuhan tersebut.
VI.    PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum kali ini tentang Pinophyta (cycadopsida, coniferopsida dan gnetopsida), seperti yang telah dijelaskan dalam teori bahwa Pinophyta atau Gymnospermae merupakan salah satu Divisi dari tumbuhan berbiji (Spermatophyta) yaitu berbiji terbuka. Tumbuhan berbiji terbuka memiliki biji terbuka karena tidak ditutupi atau dibungkus oleh daun buah (ovarium). Akibat dari tumbuhan ini tidak mengalami pembuahan ganda. Bakal bijinya terbuka dan terdapat pada permukaan daun buah (megasporofil). Sedangkan Cycadophyta adalah tumbuhan yang anggota kelasnya bertubuh berkayu, menyerupai palem dan atau tidak sedikit bercabang. Coniferophyta yaitu tumbuhan yang dapat berupa semak, perdu, atau pohon. Daun-daunnya berbentuk jarum, sehingga sering disebut pohon jarum. Ciri utama kelas Coniferae adalah adanya tajuk kerucut. Gnetophyta yaitu tumbuhan dengan ciri batang berkayu (dapat bercabang atau tidak), bunga berkelamin tunggal, dan pembuahan terjadi melalui pembentukan buluh serbuk sari. Pengamatan dilakukan dengan mengamati spesies dari masing-masing kelas dalam Divisi Pinophyta yaitu kelas Cycadopsida spesiesnya adalah Cycas rumphii (pakis haji), kelas Gnetopsida spesiesnya adalah Gnetum gnemon (melinjo), dan kelas Coniferopsida spesiesnya adalah Pinus merkusii (pinus). Pada setiap spesies, bagian yang diamati yaitu meliputi ciri-ciri umum dari batang, daun, strobilus, mikrosporofil, makrosporofil, hingga distribusi seks dari setiap spesies.
http://istianggana.com/id/images/tanaman/tanaman%20merambat/Sikas-pakis%20haji2.jpgPengamatan pertama pada spesies Cycas rumphii (pakis haji) yang termasuk ke dalam kelas Cycadopsida. Klasifikasi ilmiah dari Cycas rumphii (pakis haji) adalah sebagai berikut.
IMG20150327100757.jpgKingdom  : Plantae
Divisio      : Pinophyta
Classis      : Cycadopsida
Ordo         : Cycadales
Family      : Cycadaceae
Genus       : Cycas
Species     : Cycas rumphii
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa batang (caulis) pakis haji meliputi habitus atau perawakan dari pakis haji yaitu berupa herba, dengan batang yang berupa monopodial karena sumbu utama batang dari bawah hingga atas terlihat jelas. Kemudian segi penampangnya terlihat bulat. Daun pakis haji meliputi macam daun yaitu daun majemuk dengan letak daun (Filotaksis) berhadapan antara daun satu dan daun lainnya. Kemudian bentuk daun (Circumscriptio) pita dengan pertulangan daun/urat daun (nervatio/venatio) sejajar. Kemudian tepi daun (Margo folii) rata, ujung daun (Apex folii) runcing dan pangkal daun (Basis folii) rotundatus. Pengamatan selanjutnya yaitu alat reproduksi pakis haji berupa strobilus jantan dan betina. Saat pengamatan tidak ditemukan adanya strobilus jantan dan betina, tetapi pada umumnya, letak strobilus betina yaitu berada di ketiak daun atau aksilar. Sedangkan letak strobilus jantan yaitu diujung cabang atau terminal. Mikrosporofil adalah satu bagian kecil dari strobilus jantan, letaknya di ujung dari cabang (terminal). Sedangkan makrosporofil adalah satu bagian kecil dari strobilus betina, letaknya di ketiak dari cabang (aksilar) berjumlah 50. Distribusi seks pakis haji adalah dioseus yaitu dalam satu tumbuhan hanya terdapat satu strobilus jantan atau betina saja sehingga diperlukan tumbuhan lain yang memiliki jenis strobilus yang berlawanan agar terjadi fertilisasi. Pada saat pengambilan strobilus pada satu tumbuhan hanya ditemukan strobilus berjenis betina saja. Sedangkan pada jantan terdapat pada tumbuhan yang lain, atau bisa dikatakan bahwa dalam satu tumbuhan hanya memiliki salah satu jenis kelamin saja.
Menurut Tjitsosoepomo (2007: 30), Cycas rumpii mulai muncul menjelang akhir zaman paleozoikum hidup di daerah tropis dan subtropis. Habitusnya menyerupai palma, berkayu, atau tidak sedikit bercabang, teras besar, dan  korteks tebal. Penebalan sekunder kadang-kadang disebabkan oleh beberapa kambium yang membentuk lingkaran. Daun tersusun dalam rozet batang, berbagi menyirip atau menyirip. Yang masih muda tergulung seperti daun paku. Sporifil tersusun dalam strobillus (Tjitsosoepomo, 2007: 30).
Menurut teori, strobilus betina terdiri atas megasporofil berbentuk keris membawa ovulum 2 atau lebih pada pinggir carpelum. Sedangkan strobilus jantan terminalis dengan mikrosporofil berbentuk sisik tersusun rapat dan berkayu dan permukaanya tersusun rapat berkayu, dipermukaanya terdapat mikrosporangium. Mikrosporofil berbentuk menyirip dengan bakal biji 2-5 biji dan terdapat dipermukaan carpelum dan biji berbentuk bulat (Lutfhi, 2014).
Menurut teori lain, struktur reproduksi pakis haji mirip dengan tumbuhan  konifer, tetapi bersifat diesis. Artinya, runjung jantan dan betina pakis berada pada dua tumbuhan yang berbeda. Manfaat Pakis haji bagi manusia ialah sebagai tanaman hias dan juga sebagai obat herbal yaitu obat penyakit diabetes (Pratiwi, 2007: 159)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIyQhGiAcHLJV6DqDLtDNO3f0iO2wUWlhZwidnYHJpQ-N-B8aDYkr-KSN53OXxdVwWUWmoc2K0ei3wO1M8IZ44dKvoCkRdIMwchbe16Lc5RAzIsb_IDSFRk5TXd5Qen41MO43tXQmcN6wF/s1600/4.pngPengamatan kedua pada spesies Pinus merkusii (pinus) yang termasuk ke dalam kelas Coniferopsida. Klasifikasi ilmiah dari Pinus merkusii (pinus) adalah sebagai berikut.
Kingdom  : Plantae
Divisio      : Pinophyta
Classis      : Coniferopsida
Ordo         : Pinales
Family      : Pinaceae
Genus       : Pinus
Species     : Pinus merkusii
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa batang (caulis) pinus meliputi habitus atau perawakan dari pinus yaitu berkayu, dengan batang yang berupa simpodial karena sumbu utama batang dari bawah hingga atas tidak terlihat jelas karena terdapat percabangan pada batangnya. Kemudian segi penampangnya terlihat bulat tetapi lebih kecil daripada pakis haji. Daun pinus meliputi macam daun yaitu daun majemuk dengan letak daun (Filotaksis) tersebar. Kemudian bentuk daun (Circumscriptio) seperti jarum agak runcing dengan pertulangan daun/urat daun (Nervatio/Venatio) sejajar. Meskipun, daun pinus amat sangat terlihat kecil, pertulangan daun dapat diketahui dengan memotong daun pinus secara melintang. Apabila daun sepenuhnya potong maka pertulangan daunnya sejajar, tak jauh berbeda dengan daun pada tebu apabila dipotong secara melintang akan terpotong sepenuhnya. Hal ini terjadi pada pinus, ketika dipotong dengan tangan, daun pinus sepenuhnya potong sehingga dapat diketahui pertulangan daunnya sejajar. Kemudian tepi daun (Margo folii) dentatus atau bergerigi, ujung daun (Apex folii) meruncing dan pangkal daun (Basis folii) rumpang atau rata. Pengamatan selanjutnya yaitu alat reproduksi pinus berupa strobilus jantan dan betina. Pada umumnya, letak strobilus betina yaitu berada di ketiak daun atau aksilar. Sedangkan letak strobilus jantan yaitu diujung batang atau sumbu yang disebut terminal. Mikrosporofil adalah satu bagian kecil dari strobilus jantan, letaknya di ujung dari batang atau sumbu (terminal). Sedangkan makrosporofil adalah satu bagian kecil dari strobilus betina, letaknya di ketiak dari daun (aksilar) berjumlah 47. Distribusi seks pinus adalah monoseus yaitu dalam satu tumbuhan dapat terdapat sepasang atau lebih strobilus jantan dan betina saja sehingga fertilisasi dapat dilakukan dalam satu tubuh tumbuhan pinus.
Menurut Campbell (2003), Pinus memiliki daur hidup yang khas, pembuahan sel telurnya terjadi di dalam jaringan  sporofit induknya. Pinus mempunyai tajuk berbentuk kerucut (strobillus). Strobillus tersebut merupakan tempat sporangium (mikrosporangium dan makrosporangium) yang menghasilkan mikrospora dan maksrospora. Pada reproduksi seksual, mikrospora (sel jantan) membelah menghasilkan serbuk sari (bersel 4) yang akan dilepaskan ke udara. Sementara itu, sel telur yang bersal dari pembelahan megaspora juga terbentuk pada strobillus betina. Setelah serbuk sari menempel pada stobillus betina maka terjadi perkecambahan serbuk sari. Serbuk sari membentuk buluh atau tabung serbuk sari yang tipis, dengan membawa inti sperma menuju sel telur (dapat memakan waktu satu tahun). Selanjutnya, inti sperma bersatu dan melebur membentuk zigot. Zigot berkembang menjadi embrio dengan mengambil makanan dari endosperm. Pada saatb itu, biji membentuk struktur tambahan berupa sayap tipis. Satu tahun kemudian, kerucut betina melepaskan bijinya satu persatu. Biji-biji yang bersayap tersebut menyebar ketempat-tempat lain (terbang) denganbantuan angin. Jika biji sampai pada tempat yang sesuai maka terjadi perkecambahan biji, sehingga akan terbentuk tumbuhan yang baru (Campbell, 2003). Bentuk strobilus betina lebih membulat dan terdapan lekukan-lekukan. Berikut ini gambar strobilus Pinus merkusii :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNP09WVolZaj5TsVAKS0P00Zi4nKWglHPn_kAM2b3nlrPRnNmQAq_Q2uiHHY6lvtJbBTYBFjoD_3BBMwG4RSI36_rRvuQfPlIWiZoskZnhOARmf0AaisdZLzW8mnCEBeMnFsKtfc5cjDi7/s1600/STROBILLUS+JANTAN.jpg
Menurut teori, Pinus merupakan salah satu jenis  tanaman yang potensial untuk dibudidayakan dengan berbagai manfaat yaitu batangnya dapat disadap karena mengandung getah dan getah ini dapat diproses untuk menghasilkan gondorukem dan terpentin. Gondorukem dimanfaatkan lagi untuk bahan pembuatan sabun, resin dan cat sedangkan terpentin biasanya digunakan untuk industri parfum, obat-obatan dan desinfektan. Hasil kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi bangunan, bahan pembuatan korek api, Pulp dan kertas serat rajang. Bagian kulitnya dapat dijadikan sebagai bahan bakar. Dan abunya dapat dijadikan sebagai bahan campuran pembuatan pupuk karena mengandung kalium. Pinus sering ditanam untuk rehabilitasi dan  reboisasi lahan, karena Pohon conifer ini  dapat  tumbuh pada berbagai lahan gersang dan kritis dan tidak memiliki syarat tumbuh yang khusus. Secara Etnobotani Kerucut pinus (strobilus) oleh pengrajin dapat dijadikan sebagai kerajinan tangan seperti aksesoris(gantungan kunci) dan sebagai hiasan rumah (Lutfhi, 2014).
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQLCrj5Ryx0VhALjmF7mTxTGMBBn7VqNkotc7InHS4t93a04KoIIMG20150327102124.jpgPengamatan terakhir pada spesies Gnetum gnemon (melinjo) yang termasuk ke dalam kelas Gnetopsida. Klasifikasi ilmiah dari Gnetum gnemon (melinjo) adalah sebagai berikut.
Kingdom  : Plantae
Divisio      : Pinophyta
Classis      : Gnetopsida
Ordo         : Gnetales
Family      : Gnetaceae
Genus       : Gnetum
Species     : Gnetum gnemon
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa batang (caulis) melinjo meliputi habitus atau perawakan dari melinjo yaitu berupa pohon, dengan batang yang berupa simpodial karena sumbu utama batang dari bawah hingga atas tidak terlihat jelas karena terdapat percabangan pada batangnya. Kemudian segi penampangnya terlihat bulat. Daun melinjo meliputi macam daun yaitu daun tunggal dengan letak daun (Filotaksis) berhadapan antara daun satu dan daun lainnya. Kemudian bentuk daun (Circumscriptio) lanset (lanceolate) dengan pertulangan daun/urat daun (Nervatio/Venatio) menyirip. Kemudian tepi daun (Margo folii) rata (entire), ujung daun (Apex folii) meruncing (acuminate) dan pangkal daun (Basis folii) runcing (acute). Pengamatan selanjutnya yaitu alat reproduksi melinjo berupa strobilus jantan dan betina. Pada umumnya, letak strobilus betina yaitu berada di ketiak daun atau aksilar. Sedangkan letak strobilus jantan yaitu diujung batang atau sumbu yang disebut terminal. Mikrosporofil adalah satu bagian kecil dari strobilus jantan, letaknya di ujung dari cabang (terminal), dalam 1 rangkai strobilus terdapat 6 nodus dimana setiap nodus berjumlah 6 mikrosporofil sehingga jumlah total mikrosporofil adalah 36. Sedangkan makrosporofil adalah satu bagian kecil dari strobilus betina, letaknya di ketiak dari cabang (aksilar), dalam 1 rangkai strobilus terdapat 7 nodus dimana setiap nodus berjumlah 6 makrosporofil sehingga jumlah total makrosporofil adalah 42. Distribusi seks melinjo adalah monoseus yaitu dalam satu tumbuhan dapat terdapat sepasang atau lebih strobilus jantan dan betina saja sehingga fertilisasi dapat dilakukan dalam satu tubuh tumbuhan melinjo.
Menurut Pratiwi (2007 : 159), Gnetum gnemon merupakan tumbuhan tahunan berbiji terbuka, berbentuk pohon yang berumah dua dioecious, ada individu jantan dan (betina). Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar. Batangnya kokoh. daunnya tunggal berbentuk oval dengan ujung tumpul. Melinjo tidak menghasilkan bunga danbuah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging (Pratiwi, 2007: 159).
Menurut Tjitrosoepomo (2004), reproduksinya terjadi secara seksual, sel sperma memulai dengan bantuan angin terbang menuju strobilus betina. Disini terjadi proses fertilisasi dan akhirnya terbentuk zygot yang tumbuh menjadi biji. Biji ini dilengkapi sayap sehingga apabila telah matang bisa jatuh di tempat yang jauh dari induknya. Memiliki strobilus jantan dan betina dalam satu pohon. Strobilus jantan terletak di ujung tangkai. Sedangkan strobilus betina terletak di ketiak batang (Tjitrosoepomo, 2004).
Menurut teori, Melinjo tumbuh liar di hutan-hutan hujan pada ketinggian hingga 1200 m. Tempat-tempat beriklim kering umumnya membudidayakan tanaman ini. Melinjo ditemukan di seluruh kawasan Asia Tenggara. Manfaatnya, kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana. Daun mudanya digunakan sebagai bahan sayuran dan biji melinjo juga menjadi bahan baku emping (Lutfhi, 2014).
Bentuk strobilus betina lebih membulat dan besar, sedangkan strobilus jantan bulat kecil dan ujungnya agak runcing. Berikut ini gambar strobilus Gnetum gnemon :
                        http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRCvt3y-hNAhVN9zx_DWDYq92BaDjvp9w3tSL0EMdBMlyu-Rp5pYghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3z6OWSimf4m-4BewpO4bSj5wSv6SEsJbbua5i7jtL6YdPei7JStZinandrEuuxwrftA9mg5jSCPfOMyIlGCUft8g5Z__zU1J93azSzTyaeMrf1kO5n-eDhqJdEr92UNb0HwJSiUmGHir6/s1600/3.png

VII. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengamatan, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Pinophyta atau Gymnospermae merupakan salah satu Divisi dari tumbuhan berbiji (Spermatophyta) yaitu berbiji terbuka. Tumbuhan berbiji terbuka memiliki biji terbuka karena tidak ditutupi atau dibungkus oleh daun buah (ovarium). Akibat dari tumbuhan ini tidak mengalami pembuahan ganda. Bakal bijinya terbuka dan terdapat pada permukaan daun buah (megasporofil).
2.      Pengamatan Cycas rumpii diketahui habitus berupa herba, batang monopodial dengan segi penampang bulat. Macam daun majemuk, letak daun berhadapan, bentuk daun pita, pertulangan daun sejajar, tepi daun rata, ujung daun runcing, pangkal daun ratundatus. Distribusi seks dioseus.
3.      Pengamatan Pinus merkusii diketahui habitus berkayu, batang simpodial dengan segi penampang bulat kecil. Macam daun majemuk, letak daun tersebar, bentuk daun jarum, pertulangan daun sejajar, tepi daun bergerigi, ujung daun meruncing, pangkal daun rumpang atau rata. Distribusi seks monoseus.
4.      Pengamatan Gnetum gnemon diketahui habitus berupa pohon, batang simpodial dengan segi penampang bulat. Macam daun tunggal, letak daun berhadapan, bentuk daun lanset, pertulangan daun menyirip, tepi daun rata, ujung daun meruncing, pangkal daun runcing. Distribusi seks monoseus.

VIII.        JAWABAN
1.    Tuliskan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada Divisi Pinophyta?
Jawab : Ciri khusus tumbuhan yangtermasuk Pinophyta ialah memiliki biji yang terbuka berupa strobilus.
2.    Jelaskan perbedaan strobilus jantan dengan strobilus betina pada Cycas rumphii?
Jawab : Strobilus jantan Cycas rumphii terdapat di tengah dan berbentuk mengerucut. Sedangkan pada betina berlekuk-lekuk pada sisinya seperti keris dengan bulatan hijau besar pada ketiak sisi tersebut.
3.    Jelaskan perbedaan strobilus jantan strobilus betina pada Pinus merkusii ?
Jawab : Strobilus Pinus merkusii jantan memanjang dan ramping. Sedangkan betina lebih besar agak membulat, oval, dan memiliki lekukan-lekukan.
4.    Jelaskan perbedaan strobilus jantan strobilus betina pada Gnetum gnemon?
Jaawab : Strobilus Gnetum gnemon jantan yaitu memiliki bulatan kecil dan mengelilingi subu strobilus. Sedangkan pada betina lebih besar dan berbentuk lonjong.
5.    Jelaskan perbedaan spesies tumbuhan yang terdapat pada kelas Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida?
Jawab : (a) Cycadopsida memiliki daun majemuk, batangnya berjenis Monopodial dan distribusi seksnya dioecious. (b) Coniferopsida, memiliki daun majemuk berbentuk jarum dengan batangnya berjenis monopodial dan distribusi seksnya monoceous. (c) Gnetopsida, daunnya tunggal bertulang daun menyirip, termsauk kedalam simpodial dan distribusi seksnya dioecious.
6.    Bagaimana proses pergiliran keturunan yang terjadi pada Cycas rumphii, Pinus merkusii, dan Gnetum gnemon? Jelaskan dengan gambar?
Jawab : Pergiliran keturunan antara ketiga tumbuahn tersebut jelas. Terdiri dari dua fase, yaitu sporofit dan gametofit. Pada tumbuhan yang menghasilkan strobilus, tumbuhan tersebut berarti sedang dalam fase sporofit. Sedangkan ketika tidak ditemukan strobilus, maka fase yang sedang terjadi ialah fase gametofit. Pada saat terjadi fertilisasi, serbuk sari dari strobilus jantan akan berkecambah pada ovul yang terbuka dan selanjutnya akan menembus jaringan ovul. Berikut ini adal gambar pergiliran keturunannya:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcqbtBXCcyi9TGybCy8iAq586WAIZ4n0_PO3h1hwgUmbSqf-GNWtTNO1cXDYHwp1OLmHgpaTNeduGJzcVEEBuu-CCOa-nbyHlXwS2foS3KUqP6lkYl5qC6cuRoSRkAN6KJjrGIkdNmLrIF/s320/6.png
























DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, diah. 2006. Biologi 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Campbell, Neil A. 2003. Biologi edisi kelima jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lutfhi. 2014. Knowledge is Miracle: LAPORAN PRAKTIKUM 1 PINOPHYTA [online]. Terdapat dalam http://luthfiazahra1.blogspot.com/2014/09/laporan-praktikum-1-pinophyta.html, diakses pada 5 April 2015 Pukul 18.52 WIB.
Pratiwi. 2007. Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang : UM Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.






















LAMPIRAN
IMG20150327102124.jpgIMG20150327102004.jpgIMG20150327100757.jpg
Morfologi Melinjo (Gnetum gnemon), Pinus (Pinus merkusii), Pakis Haji (Cycas rumpii)
IMG20150327103614.jpgIMG20150327103600.jpg
Strobilus Betina dan jantan pada Pinus merkusii



Tidak ada komentar:

Posting Komentar