Kamis, 21 Mei 2015
LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI PHANEROGAMAE PINOPHYTA
LAPORAN
PRAKTIKUM BOTANI PHANEROGAMAE
PINOPHYTA
(CYCADOPSIDA,
CONIFEROPSIDA, & GNETOPSIDA)
Dosen
Pengampu : Asep Mulyani, M.Pd
Asisten Praktikum :
1. Ali Nurdin
2. Nina Maulida
Oleh:
Nama :
Siti Azizah
NIM :
1413162042
Kelompok : 6
Kelas/Semester : Biologi C / IV
PUSAT LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2015
PINOPHYTA
(CYCADOPSIDA,
CONIFEROPSIDA, & GNETOPSIDA)
I.
TUJUAN
A.
Menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang
termasuk pada Divisi Pinophyta
B.
Membedakan ciri-ciri tumbuhan pada kelas-kelas yang
termasuk dalam Divisi Pinophyta
II.
DASAR TEORI
Tumbuhan berbiji terbuka “Pinophyta” atau biasa disebut Gymnospermae
(bahasa Yunani, Gymnos= ‘telanjang’, dan Sperma= ‘benih’ atau ‘biji’) merupakan
salah satu Divisi dari tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Tumbuhan berbiji
terbuka memiliki biji terbuka karena tidak ditutupi atau dibungkus oleh daun
buah (ovarium). Akibat dari tumbuhan ini tidak mengalami pembuahan ganda. Bakal
bijinya terbuka dan terdapat pada permukaan daun buah (megasporofil). Pada
umumnya berupa tumbuhan berkayu dengan bermacam-macam bentuk perawakan
(habitus). Tidak memiliki bunga yang sesungguhnya (bunga mereduksi menjadi
kantong serbuk sari dan bakal biji), sporofil terpisah-pisah membentuk
strobillus jantan dan stobillus betina (Spermatophyta) (Tjitrosoepomo, 2007: 8).
Pynophyta mempunyai sistem akar tunggang dan batang tegak lurus atau
bercabang-cabang. Akar dan batang berkambium, sehingga selalu mengadakan
pertumbuhan menebal sekunder. Strobillus atau kerucut mengadakan 2
daun buah (tempat menempel bakal biji), yaitu makrosporangium dan
mikrosporangium yang terpisah satu sama lain. Penyerbukan hampir selalu dengan
bantuan angin (Anemogami). Serbuk sari langsung jatuh pada bakal biji, dengan
jarak waktu penyerbukan sampai pembuahannya relatif panjang. Sel kelamin jantan
umumnya berupa spermatozoid yang masih bergerak dengan aktif (Lutfhi, 2014).
Pinophyta mempunyai 500 atau lebih spesies yang terdiri 61 Genus dan 9 atau
11 Family. Pengklasifikasian Pinophyta sebagai berikut:
A.
Kelas Cycadophyta
Tumbuhan anggota kelas ini tubuhnya berkayu, menyerupai palem dan atau
tidak sedikit brercabang. Sporofil tersusun dalam stobillus berumah
2 (dalam 1 stobillus terdapat 1 alat kelamin). Strobillus jantan sangat besar,
tersusun oleh sporofil-sporofil berbentuk sisik, dan banyak mikrosporangium.
Kelas ini hanya mempunyai 1 bangsa, yaitu Cycadales dan 1 suku, yaitu
Cycadaceae. Contohnya: adalah pakis haji (Cycas rumphii) dan Dioon sp. (hidup di Amerika).
B.
Kelas Coniferophyta
Ciri utama kelas Coniferae adalah adanya tajuk kerucut. Anggotanya dapat
berupa semak, perdu, atau pohon. Daun-daunnya berbentuk jarum, sehingga sering
disebut pohon jarum. Tumbuhan ini berumah dua, tetapi ada juga yang berumah
satu. Kelas Coniferae terdiri dari beberapa ordo, antara lain ordo
Araucariales, ordo Podocarpales, ordo Cupressales, dan ordo Pinales. Ordo-ordo
tersebut umumnya disusun oleh satu suku. Contoh anggota ordo Araucariales
adalah Agathis alba (Araucariaceae), contoh anggota ordo
Podocarpales adalah Podocapus imbricata (Podocarpaceae), dan
contoh anggota ordo Pinales adalah Pinus silvetris. Abies nordmanniana,
dan Pinus merkusii (Pinaceae). Ordo Cupressales terdiri dari dua suku,
yaitu Taxodiaceae (contohnya Sequoia gigantae) dan famili
Cupressaceae contohnya Juniperus communis (Campbell, 2003:173).
C.
Kelas
Gnetophyta
Ciri Gnetinae adalah batang berkayu (dapat bercabang atau tidak), bunga
berkelamin tunggal, dan pembuahan terjadi melalui pembentukan buluh serbuk sari. Kelas ini terdiri atas 3 ordo, yaitu ordo
Ophadrales, ordo Gnetales, ordo Welwitschiales. Contoh anggota ordo Gnetales
adalah melnjo (Gnetum gnemon) yang merupakan anggota suku
Gnetaceae. Tumbuhan yang banyak dibudidayakan ini umumnya memiliki
stobiluus jantan dan betina terdapat dalam satu pohon (berumah satu). Contoh
anggota ordo Welwitschiales adalah Welwitschia bainessi (welwitsciaceae). Welwitschia
merupakan tumbuha berpembuluh paling aneh. Sebagian besar tubuhnya teertanam
dalam tanah berpasir. Bagian yang muncul di atas tanah berupa cakram besar
berkayu berbentuk konkaf dengan dua daun yang berbentuk pita. Cabang yang
menghasilkan strobilus tumbuh dari jaringan meristem yang ada di bagian tepi
cakram. Banyak ditemukan di gurun. Anggota Gnetophyta mempunyai karakteristik
seperti tumbuhan Angiospermae, misalnya antara strobilusnya dengan bunga
majemuk pada Angiospermae, adanya trakea di dalam xilemnya, serta tidak adanya
arkegonia pada Gnetum dan Welwitschia (Sudarsono, dkk, 2005 ).
Tumbuhan
yang termasuk kedalam Pinophyta mempunyai peran penting secara ekonomi, menarik
secara biologi, dan sangat familiar diantara semua tumbuhan. Kelompok tumbuhan
Pinophyta banyak yang dimanfaatkan kayunya, sebagai tanaman hias, sebagai
sumber makanan dan pengobatan. Selain itu, tumbuhan-tumbuhan ini juga berperan
dalam pengendalian erosi, melindungi dari abrasi, hutan rekreasi, dan merupakan
tumbuhan kayu pertama dalam suksesi kedua. Para ahli biologi tertarik dengan
tumbuhan Pinophyta tersebut karenatumbuhan ini mempunyi keragaman bentuk dan
stuktur, pola distribusinya dari dulu sampai sekarang dan fosilnya relatif
lengkap terdokumentasikan (Pratiwi, 2007: 159).
III.
ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1.
Lup
2.
Cutter/silet
B. Bahan
1.
Famili Cycadaceae :
Cycas rumphii (Pakis Haji)
2.
Famili Pinaceae :
Pinus merkusii (Pinus)
3.
Famili Gnetaceae
: Gnetum gnemon (Melinjo)
IV.
LANGKAH KERJA
1.
Diamati spesimen tumbuhan yang ada dalam hal habitus,
pola percabangan, dan bentuk/segi penampang melintangnya.
2.
Diamati daunnya dalam hal filotaksis, komposisi,
pertulangan, bentuk dan tepian daunnya.
3.
Diamati dan dibandingkan alat reproduksinya, yaitu:
letak dan bentuk strobilus ketiga tumbuhan tersebut.
4.
Diamati dan dibandingkan letak dan bentuk
makrosporofil dan mikrosporofil ketiga tumbuhan tersebut.
5.
Digambar bagian-bagian tumbuhan, yaitu percabangan
tumbuhan, strobilus jantan dan strobilus betina, makrosporofil dan
mikrosporofil yang diamati, dan diberi nama bagian-bagian tumbuhan tersebut.
VI.
PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum kali ini
tentang Pinophyta (cycadopsida, coniferopsida dan gnetopsida), seperti yang
telah dijelaskan dalam teori bahwa Pinophyta atau Gymnospermae merupakan salah
satu Divisi dari tumbuhan berbiji (Spermatophyta) yaitu berbiji terbuka.
Tumbuhan berbiji terbuka memiliki biji terbuka karena tidak ditutupi atau
dibungkus oleh daun buah (ovarium). Akibat dari tumbuhan ini tidak mengalami
pembuahan ganda. Bakal bijinya terbuka dan terdapat pada permukaan daun buah
(megasporofil). Sedangkan Cycadophyta adalah tumbuhan yang anggota kelasnya
bertubuh berkayu, menyerupai palem dan atau tidak sedikit bercabang. Coniferophyta
yaitu tumbuhan yang dapat berupa semak, perdu, atau pohon. Daun-daunnya
berbentuk jarum, sehingga sering disebut pohon jarum. Ciri utama kelas
Coniferae adalah adanya tajuk kerucut. Gnetophyta yaitu tumbuhan dengan ciri
batang berkayu (dapat bercabang atau tidak), bunga berkelamin tunggal, dan
pembuahan terjadi melalui pembentukan buluh serbuk sari. Pengamatan dilakukan
dengan mengamati spesies dari masing-masing kelas dalam Divisi Pinophyta yaitu
kelas Cycadopsida spesiesnya adalah Cycas
rumphii (pakis haji), kelas Gnetopsida spesiesnya adalah Gnetum gnemon (melinjo), dan kelas
Coniferopsida spesiesnya adalah Pinus
merkusii (pinus). Pada setiap spesies, bagian yang diamati yaitu meliputi
ciri-ciri umum dari batang, daun, strobilus, mikrosporofil, makrosporofil,
hingga distribusi seks dari setiap spesies.


Divisio :
Pinophyta
Classis : Cycadopsida
Ordo :
Cycadales
Family : Cycadaceae
Genus : Cycas
Species : Cycas rumphii
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui
bahwa batang (caulis) pakis haji meliputi habitus atau perawakan dari pakis
haji yaitu berupa herba, dengan batang yang berupa monopodial karena sumbu
utama batang dari bawah hingga atas terlihat jelas. Kemudian segi penampangnya
terlihat bulat. Daun pakis haji meliputi macam daun yaitu daun majemuk dengan
letak daun (Filotaksis) berhadapan
antara daun satu dan daun lainnya. Kemudian bentuk daun (Circumscriptio) pita dengan pertulangan daun/urat daun
(nervatio/venatio) sejajar. Kemudian tepi daun (Margo folii) rata, ujung
daun (Apex folii) runcing dan pangkal daun (Basis folii) rotundatus. Pengamatan
selanjutnya yaitu alat reproduksi pakis haji berupa strobilus jantan dan
betina. Saat pengamatan tidak ditemukan adanya strobilus jantan dan betina,
tetapi pada umumnya, letak strobilus betina yaitu berada di ketiak daun atau
aksilar. Sedangkan letak strobilus jantan yaitu diujung cabang atau terminal.
Mikrosporofil adalah satu bagian kecil dari strobilus jantan, letaknya di ujung
dari cabang (terminal). Sedangkan makrosporofil adalah satu bagian kecil dari
strobilus betina, letaknya di ketiak dari cabang (aksilar) berjumlah 50. Distribusi
seks pakis haji adalah dioseus yaitu dalam satu tumbuhan hanya terdapat satu
strobilus jantan atau betina saja sehingga diperlukan tumbuhan lain yang
memiliki jenis strobilus yang berlawanan agar terjadi fertilisasi. Pada saat
pengambilan strobilus pada satu tumbuhan hanya ditemukan strobilus berjenis
betina saja. Sedangkan pada jantan terdapat pada tumbuhan yang lain, atau bisa
dikatakan bahwa dalam satu tumbuhan hanya memiliki salah satu jenis kelamin
saja.
Menurut Tjitsosoepomo
(2007: 30), Cycas rumpii mulai muncul
menjelang akhir zaman paleozoikum hidup di daerah tropis dan subtropis.
Habitusnya menyerupai palma, berkayu, atau tidak sedikit bercabang, teras
besar, dan korteks tebal. Penebalan
sekunder kadang-kadang disebabkan oleh beberapa kambium yang membentuk lingkaran.
Daun tersusun dalam rozet batang, berbagi menyirip atau menyirip. Yang masih
muda tergulung seperti daun paku. Sporifil tersusun dalam strobillus (Tjitsosoepomo,
2007: 30).
Menurut
teori, strobilus betina terdiri atas megasporofil berbentuk keris membawa ovulum
2 atau lebih pada pinggir carpelum. Sedangkan strobilus jantan terminalis
dengan mikrosporofil berbentuk sisik tersusun rapat dan berkayu dan permukaanya
tersusun rapat berkayu, dipermukaanya terdapat mikrosporangium. Mikrosporofil
berbentuk menyirip dengan bakal biji 2-5 biji dan terdapat dipermukaan carpelum
dan biji berbentuk bulat (Lutfhi, 2014).
Menurut
teori lain, struktur reproduksi pakis haji mirip dengan tumbuhan konifer, tetapi bersifat diesis. Artinya,
runjung jantan dan betina pakis berada pada dua tumbuhan yang berbeda. Manfaat
Pakis haji bagi manusia ialah sebagai tanaman hias dan juga sebagai obat herbal
yaitu obat penyakit diabetes (Pratiwi, 2007: 159)

Kingdom : Plantae
Divisio : Pinophyta
Classis : Coniferopsida
Ordo :
Pinales
Family : Pinaceae
Genus : Pinus
Species : Pinus merkusii
Berdasarkan
hasil pengamatan dapat diketahui bahwa batang (caulis) pinus meliputi habitus
atau perawakan dari pinus yaitu berkayu, dengan batang yang berupa simpodial
karena sumbu utama batang dari bawah hingga atas tidak terlihat jelas karena
terdapat percabangan pada batangnya. Kemudian segi penampangnya terlihat bulat
tetapi lebih kecil daripada pakis haji. Daun pinus meliputi macam daun yaitu
daun majemuk dengan letak daun (Filotaksis)
tersebar. Kemudian bentuk daun (Circumscriptio)
seperti jarum agak runcing dengan pertulangan daun/urat daun (Nervatio/Venatio) sejajar. Meskipun,
daun pinus amat sangat terlihat kecil, pertulangan daun dapat diketahui dengan
memotong daun pinus secara melintang. Apabila daun sepenuhnya potong maka
pertulangan daunnya sejajar, tak jauh berbeda dengan daun pada tebu apabila
dipotong secara melintang akan terpotong sepenuhnya. Hal ini terjadi pada
pinus, ketika dipotong dengan tangan, daun pinus sepenuhnya potong sehingga
dapat diketahui pertulangan daunnya sejajar. Kemudian tepi daun (Margo folii) dentatus atau bergerigi,
ujung daun (Apex folii) meruncing dan
pangkal daun (Basis folii) rumpang
atau rata. Pengamatan selanjutnya yaitu alat reproduksi pinus berupa strobilus
jantan dan betina. Pada umumnya, letak strobilus betina yaitu berada di ketiak
daun atau aksilar. Sedangkan letak strobilus jantan yaitu diujung batang atau
sumbu yang disebut terminal. Mikrosporofil adalah satu bagian kecil dari
strobilus jantan, letaknya di ujung dari batang atau sumbu (terminal).
Sedangkan makrosporofil adalah satu bagian kecil dari strobilus betina,
letaknya di ketiak dari daun (aksilar) berjumlah 47. Distribusi seks pinus adalah
monoseus yaitu dalam satu tumbuhan dapat terdapat sepasang atau lebih strobilus
jantan dan betina saja sehingga fertilisasi dapat dilakukan dalam satu tubuh
tumbuhan pinus.
Menurut
Campbell (2003), Pinus memiliki daur hidup yang khas, pembuahan sel telurnya
terjadi di dalam jaringan sporofit
induknya. Pinus mempunyai tajuk berbentuk kerucut (strobillus). Strobillus
tersebut merupakan tempat sporangium (mikrosporangium dan makrosporangium) yang
menghasilkan mikrospora dan maksrospora. Pada reproduksi seksual, mikrospora
(sel jantan) membelah menghasilkan serbuk sari (bersel 4) yang akan dilepaskan
ke udara. Sementara itu, sel telur yang bersal dari pembelahan megaspora juga
terbentuk pada strobillus betina. Setelah serbuk sari menempel pada stobillus
betina maka terjadi perkecambahan serbuk sari. Serbuk sari membentuk buluh atau
tabung serbuk sari yang tipis, dengan membawa inti sperma menuju sel telur
(dapat memakan waktu satu tahun). Selanjutnya, inti sperma bersatu dan melebur
membentuk zigot. Zigot berkembang menjadi embrio dengan mengambil makanan dari
endosperm. Pada saatb itu, biji membentuk struktur tambahan berupa sayap tipis.
Satu tahun kemudian, kerucut betina melepaskan bijinya satu persatu. Biji-biji
yang bersayap tersebut menyebar ketempat-tempat lain (terbang) denganbantuan
angin. Jika biji sampai pada tempat yang sesuai maka terjadi perkecambahan
biji, sehingga akan terbentuk tumbuhan yang baru (Campbell, 2003). Bentuk
strobilus betina lebih membulat dan terdapan lekukan-lekukan. Berikut ini
gambar strobilus Pinus merkusii :

Menurut
teori, Pinus merupakan salah satu jenis
tanaman yang potensial untuk dibudidayakan dengan berbagai manfaat yaitu
batangnya dapat disadap karena mengandung getah dan getah ini dapat diproses
untuk menghasilkan gondorukem dan terpentin. Gondorukem dimanfaatkan lagi untuk
bahan pembuatan sabun, resin dan cat sedangkan terpentin biasanya digunakan
untuk industri parfum, obat-obatan dan desinfektan. Hasil kayunya dapat
dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi bangunan, bahan pembuatan korek api, Pulp
dan kertas serat rajang. Bagian kulitnya dapat dijadikan sebagai bahan bakar.
Dan abunya dapat dijadikan sebagai bahan campuran pembuatan pupuk karena
mengandung kalium. Pinus sering ditanam untuk rehabilitasi dan reboisasi lahan, karena Pohon conifer ini dapat
tumbuh pada berbagai lahan gersang dan kritis dan tidak memiliki syarat
tumbuh yang khusus. Secara Etnobotani Kerucut pinus (strobilus) oleh pengrajin
dapat dijadikan sebagai kerajinan tangan seperti aksesoris(gantungan kunci) dan
sebagai hiasan rumah (Lutfhi, 2014).


Kingdom : Plantae
Divisio : Pinophyta
Classis : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Family : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Species : Gnetum gnemon
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa batang
(caulis) melinjo meliputi habitus atau perawakan dari melinjo yaitu berupa pohon,
dengan batang yang berupa simpodial karena sumbu utama batang dari bawah hingga
atas tidak terlihat jelas karena terdapat percabangan pada batangnya. Kemudian
segi penampangnya terlihat bulat. Daun melinjo meliputi macam daun yaitu daun tunggal
dengan letak daun (Filotaksis)
berhadapan antara daun satu dan daun lainnya. Kemudian bentuk daun (Circumscriptio) lanset (lanceolate)
dengan pertulangan daun/urat daun (Nervatio/Venatio)
menyirip. Kemudian tepi daun (Margo folii) rata (entire), ujung daun (Apex folii)
meruncing (acuminate) dan pangkal daun (Basis
folii) runcing (acute). Pengamatan
selanjutnya yaitu alat reproduksi melinjo berupa strobilus jantan dan betina. Pada
umumnya, letak strobilus betina yaitu berada di ketiak daun atau aksilar.
Sedangkan letak strobilus jantan yaitu diujung batang atau sumbu yang disebut
terminal. Mikrosporofil adalah satu bagian kecil dari strobilus jantan,
letaknya di ujung dari cabang (terminal), dalam 1 rangkai strobilus terdapat 6
nodus dimana setiap nodus berjumlah 6 mikrosporofil sehingga jumlah total mikrosporofil
adalah 36. Sedangkan makrosporofil adalah satu bagian kecil dari strobilus
betina, letaknya di ketiak dari cabang (aksilar), dalam 1 rangkai strobilus
terdapat 7 nodus dimana setiap nodus berjumlah 6 makrosporofil sehingga jumlah
total makrosporofil adalah 42. Distribusi seks melinjo adalah monoseus yaitu
dalam satu tumbuhan dapat terdapat sepasang atau lebih strobilus jantan dan
betina saja sehingga fertilisasi dapat dilakukan dalam satu tubuh tumbuhan melinjo.
Menurut Pratiwi (2007 : 159), Gnetum gnemon merupakan tumbuhan tahunan berbiji terbuka, berbentuk
pohon yang berumah dua dioecious, ada individu jantan dan (betina). Bijinya
tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar. Batangnya kokoh. daunnya
tunggal berbentuk oval dengan ujung tumpul. Melinjo tidak menghasilkan bunga
danbuah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai
buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging (Pratiwi,
2007: 159).
Menurut Tjitrosoepomo (2004), reproduksinya terjadi
secara seksual, sel sperma memulai dengan bantuan angin terbang menuju
strobilus betina. Disini terjadi proses fertilisasi dan akhirnya terbentuk
zygot yang tumbuh menjadi biji. Biji ini dilengkapi sayap sehingga apabila
telah matang bisa jatuh di tempat yang jauh dari induknya. Memiliki strobilus
jantan dan betina dalam satu pohon. Strobilus jantan terletak di ujung tangkai.
Sedangkan strobilus betina terletak di ketiak batang (Tjitrosoepomo, 2004).
Menurut teori, Melinjo tumbuh liar di hutan-hutan
hujan pada ketinggian hingga 1200 m. Tempat-tempat beriklim kering umumnya
membudidayakan tanaman ini. Melinjo ditemukan di seluruh kawasan Asia Tenggara.
Manfaatnya, kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga
sederhana. Daun mudanya digunakan sebagai bahan sayuran dan biji melinjo juga
menjadi bahan baku emping (Lutfhi, 2014).
Bentuk strobilus betina lebih membulat dan besar,
sedangkan strobilus jantan bulat kecil dan ujungnya agak runcing. Berikut ini
gambar strobilus Gnetum gnemon :


VII. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengamatan, dapat
disimpulkan bahwa:
1.
Pinophyta atau Gymnospermae merupakan salah satu
Divisi dari tumbuhan berbiji (Spermatophyta) yaitu berbiji terbuka. Tumbuhan
berbiji terbuka memiliki biji terbuka karena tidak ditutupi atau dibungkus oleh
daun buah (ovarium). Akibat dari tumbuhan ini tidak mengalami pembuahan ganda.
Bakal bijinya terbuka dan terdapat pada permukaan daun buah (megasporofil).
2.
Pengamatan Cycas
rumpii diketahui habitus berupa herba, batang monopodial dengan segi
penampang bulat. Macam daun majemuk, letak daun berhadapan, bentuk daun pita,
pertulangan daun sejajar, tepi daun rata, ujung daun runcing, pangkal daun
ratundatus. Distribusi seks dioseus.
3.
Pengamatan Pinus
merkusii diketahui habitus berkayu, batang simpodial dengan segi penampang
bulat kecil. Macam daun majemuk, letak daun tersebar, bentuk daun jarum,
pertulangan daun sejajar, tepi daun bergerigi, ujung daun meruncing, pangkal
daun rumpang atau rata. Distribusi seks monoseus.
4.
Pengamatan Gnetum
gnemon diketahui habitus berupa pohon, batang simpodial dengan segi
penampang bulat. Macam daun tunggal, letak daun berhadapan, bentuk daun lanset,
pertulangan daun menyirip, tepi daun rata, ujung daun meruncing, pangkal daun
runcing. Distribusi seks monoseus.
VIII.
JAWABAN
1.
Tuliskan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada
Divisi Pinophyta?
Jawab : Ciri khusus tumbuhan yangtermasuk Pinophyta
ialah memiliki biji yang terbuka berupa strobilus.
2.
Jelaskan perbedaan strobilus jantan dengan strobilus
betina pada Cycas rumphii?
Jawab : Strobilus jantan Cycas rumphii terdapat di tengah dan berbentuk mengerucut.
Sedangkan pada betina berlekuk-lekuk pada sisinya seperti keris dengan bulatan
hijau besar pada ketiak sisi tersebut.
3.
Jelaskan perbedaan strobilus jantan strobilus betina
pada Pinus merkusii ?
Jawab : Strobilus Pinus
merkusii jantan memanjang dan ramping. Sedangkan betina lebih besar agak
membulat, oval, dan memiliki lekukan-lekukan.
4.
Jelaskan perbedaan strobilus jantan strobilus betina
pada Gnetum gnemon?
Jaawab : Strobilus Gnetum
gnemon jantan yaitu memiliki bulatan kecil dan mengelilingi subu strobilus.
Sedangkan pada betina lebih besar dan berbentuk lonjong.
5.
Jelaskan perbedaan spesies tumbuhan yang terdapat pada
kelas Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida?
Jawab : (a) Cycadopsida memiliki daun majemuk,
batangnya berjenis Monopodial dan distribusi seksnya dioecious. (b) Coniferopsida,
memiliki daun majemuk berbentuk jarum dengan batangnya berjenis monopodial dan
distribusi seksnya monoceous. (c) Gnetopsida, daunnya tunggal bertulang daun
menyirip, termsauk kedalam simpodial dan distribusi seksnya dioecious.
6.
Bagaimana proses pergiliran keturunan yang terjadi
pada Cycas rumphii, Pinus merkusii, dan Gnetum gnemon? Jelaskan dengan gambar?
Jawab : Pergiliran keturunan antara ketiga tumbuahn
tersebut jelas. Terdiri dari dua fase, yaitu sporofit dan gametofit. Pada
tumbuhan yang menghasilkan strobilus, tumbuhan tersebut berarti sedang dalam
fase sporofit. Sedangkan ketika tidak ditemukan strobilus, maka fase yang
sedang terjadi ialah fase gametofit. Pada saat terjadi fertilisasi, serbuk sari
dari strobilus jantan akan berkecambah pada ovul yang terbuka dan selanjutnya
akan menembus jaringan ovul. Berikut ini adal gambar pergiliran keturunannya:
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, diah. 2006. Biologi 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Campbell, Neil A. 2003. Biologi edisi kelima jilid II. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Lutfhi.
2014. Knowledge is Miracle: LAPORAN
PRAKTIKUM 1 PINOPHYTA [online]. Terdapat dalam http://luthfiazahra1.blogspot.com/2014/09/laporan-praktikum-1-pinophyta.html,
diakses pada 5 April 2015 Pukul 18.52 WIB.
Pratiwi. 2007. Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sudarsono,
dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi.
Malang : UM Press.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi
Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
LAMPIRAN



Morfologi
Melinjo (Gnetum gnemon), Pinus (Pinus merkusii), Pakis Haji (Cycas rumpii)


Strobilus
Betina dan jantan pada Pinus merkusii
Langganan:
Postingan (Atom)